Usai debat capres yang mempertemukan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo, gelar haji keduanya saya simpan karena saya anggap sama-sama haji mabrur, beragam pandangan dan pendapat terlontar dari masing-masing kubu. Tentunya kedua kubu beranggapan capres merekalah yang memenangkan perdebatan sehingga gencar mempromosikan sang kandidat pada publik dengan ajakan memilih capres bersangkutan karena dianggap lebih cerdas, lebih menguasai masalah baik mikro maupun makro dan berbagai bentuk pujian ala politisi lainnya.
Namun yang menarik ketika seorang Denny JA, direktur eksekutif LSI ikut turun gunung mengomentari hasil debat capres tersebut, dan tentunya bisa ditebak, sebagai salah satu pendukung Jokowi, komentar Denny JA tak jauh-jauh dari upyanya mengkritisi argumen yang diajukan oleh Prabowo. Misalnya menyangkut besaran APBN yang bocor dan jumlah kabupaten/kota di Indonesia.
Soal Pernyataan Prabowo yang mengutip nilai kebocoran versi KPK memang dipermasalahkan oleh Denny. Menurutnya tak masuk akal nilai kebocoran mencapai 7.200 trilyun sementara total anggaran Indonesia hanya Rp. 9.400 trilyun. Bagi Denny JA, Prabowo salah menyebut data. Dalam hal ini sebenarnya bukan Prabowo yang salah, tetapi justeru KPK yang harus dikejar benarkah data yang dikutip Prabowo tersebut? Selain itu rupanya Denny tidak menyimak debat secara keseluruhan. Prabowo mengatakan jumlah 7.200 trilyun itu berdasarkan pernyataan KPK, sementara berdasarkan hitungan tim pakar mereka jumlah kebocoran APBN hanya 1134 trilyun, artinya point terakhir ini yang harus dicatat Denny JA, bukan mempertanyakan kebocoran versi KPK yang diungkap Prabowo!
Kekeliruan kedua Denny JA, menurut saya ketika dia mempersoalkan jumlah kabupaten/kota di Indonesia yang menurut Prabowo berkisar 500-an. Denny lagi-lagi menganggap itu salah data. Yang benar menurut Denny JA jumlah seluruhnya ada 511 kabupaaten/kota. Untuk mengeceknya menurut Denny cukup dengan mengklik google search. Lagi-lagi menurut saya ini hal yang ngawur. Kalau hanya sekedar bertanya dengan google serach semua orang juga bisa. Masalahnya tak semua informasi yang disampaikan oleh google search itu valid. Denny JA lupa memberikan situs atau URL rujukan yang datanya bisa dipertanggungjawabkan.
Setelah saya telusuri dari pihak yang paling tahu soal jumlah kabupaten/kota seluruh Indonesia, sedikit ada perbedaan antara yang disampiakan Prabowo dan Denny JA. Menurut Prabowo jumlah kabupaten/kota 500-an, menurut Denny JA seluruhnya 511. Menurut situs resmi kemendagri yang menghimpun data resmi kabupaten/kota di indonesia pertanggal 18 Desember 2013, jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia Daerah Otonom di Indonesia sampai dengan bulan Juli 2013 berjumlah 539, yang terdiri atas 34 provinsi, 412 kabupaten, dan 93 kota (tidak termasuk 5 kota administratif dan 1 kabupaten administratif di Provinsi DKI Jakarta).
Prabowo tak salah menyebut kisaran. Kalaupun salah bisa dimaklumi karena dia berada di atas panggung. Sementara kesalahan Denny JA sangat disayangkan. Bukankah dia punya waktu untuk mengecek jumlah kabupaten/kota sesungguhnya pada otoritas yang berwenang seperti kemendagri, misalnya?
Jujur, sebenarnya saya bangga dengan tagline perjuangan Denny JA yang ingin mewujudkan “Indonesia Tanpa Diskriminasi”, tetapi dengan membela salah satu capres maka bagi saya Denny JA telah melakukan Diskriminasi itu sendiri lengkap dengan lembaga survei yang dia kelola. Luntur sudah kebanggaan itu padanya. Hiks...
Salam Indonesia Tanpa Diskriminasi Yang Sesungguhnya.
Referensi :
Denny JA : Debat kedua, Prabowo dan Jokow Tak Berdampak Elektoral
Kemendagri : Daftar Jumlah Propinsi, Kabupaten dan Kota Se-Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H