Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Hantu Identik dengan Perempuan?

22 Oktober 2014   21:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan coba-coba menyebut perempuan itu mahluk yang lemah sehingga menjadi objek untuk disakiti. Kalau mereka tak terima dicaci-maki, berpulang pada Illahi dan jasadnya tak diterima bumi, konon  arwah mereka akan keluyuran malam hari tepatnya selepas jam 12 dini hari. Bersiaplah, mereka akan mencari laki-laki tengik yang sering menghina mereka dengan multi  wujud.

Sebagian dari perempuan yang akan melakukan aksi balas dendam ini berubah menjadi Kutil Anak aka Kuntianak (Kuntilanak?),  Sundel Bocor aka Sundel Bolong, Suster Ngesok aka Suster Ngesok, Marijem jembatan Grogol aka Si Manis  Jembatan Ancol, Mak Lemper aka Mak Lampir, Wowo Gembel aka Wewe Gombel  dan lain sebagainya.

Memang banyak juga hantu-hantu yang berjenis kelamin laki-laki. Namun secara umum manusia lebih f amiliardengan hantu-hantu perempuan. Hantu perempuan kesannya memang lebih menakutkan dibanding Genderuwo atau Tuyul.

Alasannya mungkin sebagai berikut :

Gaya dandanan hantu wanita lebih  modis dengan baju kurung lengan panjang atau baju putih kafan.  Sementara tuyul nggak pake baju sehingga kesannya hantu norak.


  • Tawa khas mereka yang melengking. Bandingkan dengan Genderuwo, tawanya tak bikin orang takut, tapi bikin kesel karena kesannya fals.
  • Tatapan hantu wanita lebih tajam. Kembali ke dunia nyata. Tatapan wanita lebih memiliki magnet tersendiri dibanding laki-laki. Setajam apapun mereka menatap hati ini biasa-biasa saja. Coba kalau laki-laki yang terus menatap tajam, kita malah bangkit emosi seolah nantang berkelahi. Tipikl ini kemungkinan terbawa ke alam ghaib sehingga tatapan hantu perempuan lebih menakutkan dibanding hantu laki-laki. Katanya sih. (Heheheh)
  • Rambut hantu wanita yang terurai berkelebatan ditiup angin saaat melayang, semua itu membuat bulu tengkuk dan rambut ketek kita berdiri saking takutnya. Tak ayal kita sering pingsan terhipnotis oleh rasa takut yang berlebihan, kecuali saya. Hahahaha....Lalu kalau kita bandingkan dengan hantu laki-laki, kayaknya sulit mencari hantu laki-laki yang rambutnya melebihi bahu.

Dari kenyataan ini dapat kita simpulkan, kaum hantu jenis kelamin perempuan lebih eksis di alam ghaib dibanding dengan hantu laki-laki karena memiliki kelebihan seperti di atas. Selain itu peluang kaum wanita menjadi hantu di alam ghaib lebih tinggi dibanding kaum laki-laki. Mereka tak ingin kalah dua kali. Di alam nyata menjadi objek kekerasan dan sebagainya, masa di alam ghaib harus terperosok dilubang kubur yang sama?

Harus diakui, kebanyakan mereka menjadi hantu karena di alam nyata diperlakukan tidak patut, baik oleh kaum laki-laki, keluarga atau lingkungan.

Dari sini masuk akal jika saya katakan tiori emansipasi wanita ternyata lebih diterima  di alam ghaib. Di alam nyata mungkin butuh perjuangan yang lebih masif, sistematis dan terstruktur. Kaum perempuan harus diperlakukan dengan baik, dielus-elus bukannya digampari sehingga bikin mereka sakit hati. Kaum laki-laki ke depan harus memberi kesempatan lebih luas pada mereka di alam nyata agar di alam ghaib para hantu yang berasal dari kaum kita(laki-laki)  tidak disingkirkan oleh dominasi hantu kaum perempuan. Mereka tak boleh mendominasi alam tersebut, takutnya nanti akan berlaku tiori Tirani Mayoritas.

Kaboooooor....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun