Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika BBM Naik, Jokowi Harus Turun

1 November 2014   06:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:58 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi harus "turun" jika BBM dinaikan Januari 2015 mendatang. Sangat disayangkan jika Jokowi terus menerima tamu seharian  di Istana sementara rakyat tengah dirundung kebingunngan  sebagai dampak kenaikan BBM. Memang kenaikan yang memicu naiknya sembako dan semua yang menyertainya tadi bersifat sementara sebelum perekonomian distabilkan oleh pengambil kebijakan. Namun agar sifat  sementara tadi tidak berubah permanen, solusi untuk mengatasi masa transisi ekonomi tersebut harus disiapkan  oleh pemerintah.

Mungkin rakyat tidak akan mendengarkan alasan yang diajukan pemerintah beserta program yang ditawarkan untuk meringankan dampak tersebut. Mau tak mau  Jokowi harus turun untuk mencairkan suasana.

Jokowi harus turun...

Turun ke SPBU terdekat agar kebiasaan menimbun BBM bisa diminimalisir. Jika ada SPBU atau depot BBM memasang  harga baru dengan stok lama, Jokowi pasti punya nyali untuk menghardik atau bila perlu menutup SPBU nakal tersebut.

Jokowi juga harus turun ke terminal, pelabuhan atau bandara. Cek harga tiket kereta, bus AKAP,  ongkos ojek, taksi, angkot, minibus, termasuk maskapai penerbangan milik Bu Susi. Jangan sampai pengusaha-pengusaha transportasi atau BUMN milik negara mengambil keuntungan menaikan harga tiket melebihi ketentuan.

Jokowi juga harus turun ke pasar-pasar tradisional untuk sidak sembako. Sebagai bocoran ringan pada pak Jokowi, harga cabe merah sekarang di daerah saya 50 per kg dan beras kisaran 9-10 ribu per kg.  Silahkan dihitung kira-kira berapa harga ideal setelah dinaikkan. Kalau sehari sebelum BBM naik harga cabe dan beras naik 50 persen, maka ada 2 kemungkinan :

Pertama, petani gagal panen. Beras dan Cabe hilang di pasaran. Atau mungkin saja di borong pengusaha rumah makan.   Kalau itu terjadi, Jokowi layak mempertanyakan sudah sejauh mana Menteri Pertanian bekerja.

Kedua,  para pedagang bermain harga, sehingga Jokowi layak menaikan pajak sebagai hukuman terhadap para pedagang yang curang tadi.

Memang menaikan BBM beresiko terhadap pamor Jokowi di mata rakyat. Tapi jika alasannya dapat diterima orang awam, maka tukang sate di mana saja akan menerima dengan senang hati. Di jamin tidak akan muncul MA-MA yang lain.

Untuk mengantisipasi bergejolaknya harga atau apa saja yang berkaitan dengan uang, memang sudah selayaknya Jokowi turun langsung mendengarkan suara rakyat sebelum atau setelah menaikan BBM.

Silahkan jika ada yang tidak berkenan agar secepatnya  membuat opini tandingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun