Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pintu Damai Tertutup, Menang Golkar Bali Atau Golkar Ancol?

21 Desember 2014   05:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpecahan ditubuh Golkar makin meruyak. Nampaknya sulit untuk disatukan. Keputusan Menkumham yang akhirnya hanya mengakui kepengurusan Golkar versi Munas Rian tahun 2009 tak banyak membantu. Keputusan itu memang baik, memberi isyarat pada kedua kubu untuk melepas ego masing-masing dan kembali bersatu di bawah Beringin yang mulai meranggas di musin penghujan. Sayangnya kedua kubu berbeda pendapat menyikapi keputusan tersebut.

Golkar versi Munas Bali (selanjutnya disebut Golkar Bali) memandang keputusan tersebut sama saja ingin mengembalikan kedudukan Agung Laksono cs ke Golkar yang sudah dipecat saat Munas Bali. Dalam hal ini Golkar Bali sepertinya tak keberatan. Sementara kubu Agung yang diwakili Leo Nababan, ketua DPP Golkar versi Munas Jakarta (selanjutnya disebut Golkar Ancol) menyatakan sebaliknya. Kepengurusan hasil Munas 2009 tak lagi berlaku  setelah dimatikan oleh hasil Munas Golkar Bali

Pernyataan Golkar Bali memang sesuai dengan ketentuan. Jika yang diakui adalah Munas 2009, otomatis semua kader  yang dipecat masih terdaftar  sebagai pengurus. Namun yang agak membingungkan tentu pernyataan kubu Golkar Bali. Mereka mengakui bahwa kepengurusan Golkar Riau sudah selesai pasca Munas Bali. Artinya mereka mengakui bahwa keputusan tersebut adalah sah. Logikanya, kalau mereka memandang keputusan Golkar Bali tidak sah, tak ada alasan lain bagi mereka untuk menyatakan hasil Munas Riau sudah dimatikan.

Mengingat banyaknya mutitafsir atas keputusan Menkumham tersebut, tak ayal bila Bendahara Golkar Bali, Bambang Soesatyo menyatakan bahwa kecil kemungkinan kedua pihak yang bertikai dapat dipersatukan kembali. Untuk menentukan mana Golkar yang sah, Golkar Bali atau Golkar ancol, maka menurut Bambang, putusan pengadilan dipandang menjadi jalan terbaik. Islah di tubuh Golkar makin jauh dari kenyataan.

Golkar Bali tentu sangat yakin secara hukum mereka adalah sah. Keyakinan itu bercermin dari besarnya dukungan DPD I dan II terhadap pelaksanaan Munas Golkar Bali, berbanding terbalik dengan peserta yang menghadiri Golkar Ancol. Logikanya Bali memang gede dari Ancol. Gede uangnya dan gede pemasukan pariwisatanya. Lho, ada kaitannya enggak ya? Kalo nggak ada, saya tetap pegang Golkar Bali yang akan memenangkan palu hakim.

Sumber :

Bamsoet : Ga Perlu Perdamaian, Kita Selesaikan di Pengadilan

Golkar Kubu Agung Keukeh Tidak Kembali Ke Pengurus Lama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun