Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Jangan Sampai “Dilengserkan” Pendukungnya Sendiri

2 Januari 2015   23:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau KMP yang ingin melengserkan Jokowi, sekelebat memang masuk akal walau rasanya mustahil koalisi ini menunaikan akadnya. Begitu juga kalau ada orang yang selalu menganggap Jokowi salah, hal ini wajar mengingat orang-orang fanatik selalu menganggap diri mereka paling benar. Namun jika Jokowi dilengserkan oleh pendukungnya sendiri, maka inilah berita fenomenal sepanjang masa. Kisah ini akan diingat oleh satu generasi ke generasi, betapa apesnya Jokowi karena dijatuhkan pendukung sendiri dan betapa asemnya sang pendukung karena punya nyali menjatuhkan pimpinan mereka.

Tapi mungkinkah pendukung Jokowi beremigrasi menjadi penentangnya?

Bisa saja terjadi. Ada dua tipe pendukung Jokowi, Rasional dan Irasional. Pendukung Rasional mungkin bisa disematkan pada Romo Magnis yang berani memberikan kritik konstruktif demi kebaikan pemerintahan. Pendukung rasional ini bisa berbalik menjadi penentang jika semua kritik mereka dianggap angin lalu, sok ngatur atau dianggap bertendensi nyinyir.

Pendukung irasional biasanya diwakili oleh masyarakat bawah dan kaum intelektual yang gagap sosial. Ciri Irasional ditandai dengan kesediaan mereka mengambil sisa air basuh saat Jokowi membersihkan kakinya. Itu pada masyarakat awam. Namun jika mereka merasa diabaikan atau dikhianati, biasanya menjadi penentang yang fanatik.

Sementara kalangan inteletual gagap sosial lebih pada pembelaan mereka yang mati-matian pada sang tokoh. Logika dan etika terkadang dijungkirbalikan. Alergi terhadap kritik yang ditujukan pada si tokoh. Semua kritik dianggap ingin menjatuhkan. Padahal kritik yang beredar di media hanyalah kritik sesaat. Faktanya habis itu reda tak berbekas. Intelek gagap sosial ini acap berseberangan dengan pihak lain dengan melontarkan kalimat dan tudingan tak beretika. Perilaku ini jelas akan dapat menghilangkan simpati masyarakat yang selama ini memilih sikap diam, walau dalam bilik suara mereka mencoblos gambar Jokowi-JK.

Nah, tipikal pendukung Jokowi terakhir inilah yang perlu diwaspadai. Bukannya membuat orang makin simpati, namun menjadi jengkel melihatnya. Ada berapa banyak pendukung Jokowi bermental seperti ini? Banyak, mungkin anda termasuk salah satu orangnya? Mudah-mudahan tidak. Kalo posisi saya sudah jelas. Apapun yang diperbuat pemerintah, akan saya kritisi tanpa bermaksud menjatuhkan. Apapun yang baik bagi rakyat, akan didukung tanpa maksud “mendewakan”.

Tapi saya percaya, banyak juga pendukung rasional Jokowi yang mengamati konstelasi politik nasional di dalam senyap. Itu lebih baik daripada koar-koar membela dengan mengabaikan etika dan logika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun