Mohon tunggu...
Erwin Noekman
Erwin Noekman Mohon Tunggu... lainnya -

@erwin_noekman | www.erwin-noekman.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola, Antara Ekonomi dan Asuransi (Bagian 1)

13 Agustus 2014   00:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Melirik trending topic di jaring sosial Twitter, Timnas Indonesia menempati posisi no.1. Luar biasa. Selain memang Indonesia menguasai porsi terbesar pengguna si Burung Berkicau ini, namun terlihat bahwa setiap pertandingan Timnas Indonesia pun tidak luput dari "pantauan" para penggunanya di Indonesia. Bahkan, saya sempat membaca komentar para punggawa Burung Berkicau ini yang mengeluhkan server mereka overload setiap kali ada momen menarik di Indonesia. Salah satunya ya seperti momen pertandingan sebakbola ini.

Di lapangan hijau, sepertinya Timnas Indonesia berusaha memberikan sajian terbaik bagi ratusan ribu penonton yang berada di stadion, belum lagi bagi ratusan ribu lainnya yang nonton bareng (nobar) di cafe dan restoran, serta jutaan penonton lainnya yang menyaksikan lewat siaran teve di rumahnya masing-masing.

Sepertinya pasukan Garuda paham sekali, bahwa para pendukungnya sudah sangat haus akan kemenangan dan gol. Sehingga kemenangan atau satu gol tidak akan cukup memuaskan dahaga para pendukung Indonesia.

Fenomena ini berlanjut di luar lapangan.

Judul di atas saya ambil bukan tanpa alasan. Mungkin judul itu terdengar asing dan bisa menimbulkan cibiran bagi sebagian orang.

Saya sempat sekilas membaca buku yang membahas hubungan antara sepakbola dan perekonomian. Buku itu membahas tentang sepakbola yang saat ini sudah menjadi sebuah industri yang sangat besar. Begitu banyak uang yang berputar untuk menghidupi olahraga yang satu ini. Belum lagi bila dihitung berbagai aspek yang terkait dengan sepakbola itu sendiri. Dari situ timbullah sebuah jargon soccernomics. Bahkan di almamater saya dulu ada sebuah program MBA in Football Industries, karena memang sepakbola adalah industri (global).

Kemenangan beruntun yang diraih oleh Timnas Indonesia dalam ajang AFF Cup 2010, bisa menjadi momen yang tepat untuk membahas hal di atas.

Kemenangan-kemenangan (yang jarang kita nikmati) ini menimbulkan euphoria bagi para pendukung Timnas, baik yang loyal maupun yang "cuma" tidak mau ketinggalan trend saja. Siapa pun, kini memburu aksesoris Timnas. Siapapun berani berseragam merah/putih dan dengan bangganya dipakai kemana pun ia berjalan.

* saya juga loh

Sebuah jersey yang harganya pada kisaran IDR 600 ribuan (USD 65) --- padahal masih tergolong mahal bagi sebagian besar penduduk Indonesia --- pun habis terjual. Alhasil, produk palsu dengan harga "hanya" IDR 50 ribu (USD 6) juga laris dimana-mana.

Seperti layaknya loyal customer yang sudah sangat mencintai produk-nya, ketika panitia menaikkan harga tiket 2x lipat pun, para calon pembeli tiket tetap rela. Dan tiket tetap luder terjual. Bahkan tidak jarang calon pembeli tiket yang rela merogoh kantong lebih dalam demi mendapatkan tiket yang lebih mahal dari tangan para calo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun