Mohon tunggu...
Erwin Dharmawan
Erwin Dharmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Ajari saya cara menulis yang baik

Bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Pangan

26 Juli 2016   13:54 Diperbarui: 26 Juli 2016   14:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tiada hari tanpa pangan. Tapi apakah kita tahu apa itu pangan ? sejauhmana pemahaman anda tentang pangan.

Dalam sebuah ilustrasi, pangan di Indonesia oleh masyarakat kebanyakan diidentikkan dengan beras. Bahkan seorang pejabat atau pengambil keputusan pun, terkadang mengidentikkan "pangan" itu adalah beras.

Dalam periode kehidupan manusia, sebelum dikenalnya padi/beras, manusia memakan apa saja yang menurut mereka mampu memberikan penghidupan kepada mereka dan keturunannya. Jenis umbi-umbian, jenis dedanuan, jenis hewan tertentu dan ikan. 

Dipedalaman Kalimantan Timur misalnya, masih kita jumpai sebagian orang atau kampung mengkonsumsi sinkong atau ubi hutan sebagai makanan pokok yang dimakan dengan hasil buruan seperti kijang, babi, kera, burung ataupun ikan.

Program Pemerintah yang memfokuskan pada peningkatan produksi padi, jagung dan kedele, dianggap ironis, karena program tersebut bersifat instan dan jangka pendek. Pertanyaan, bagaimana pemerintah berganti dan program tidak berlanjut ? sedangkan saat ini kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk memproduksi pangan tersebut semakin terbatas, lalu pertanyaan selanjutnya sampai kapan program itu bertahan ?

Pangan, bukan hanya beras, jagung dan kedelai, akan tetapi masih banyak sumber pangan lainnya, yang tidak kalah dasyat dan baiknnya bagi kehidupan manusia. Dan itu merata tersedia diseluruh wilayah Indonesia. Ada Jenis Umbi-umbian, Biji-bijian, ikan, daging dan sumer protein dan karbohidrat yang lain, yang jauh lebih sehat dan menyehatkan.

sumber pangan tersebut, saat ini tidak tersentuh dengan tangan-tangan pemerintahan, sehingga warga negara yang baik ini dimasa mendatang tidak akan mengenal yang namanya makanan tradisional yang berasal dari sumber daya lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun