Pada hari senin 18 April 2016, sore hari saat tiba di rumah saya dikejutkan oleh kabar dari keluarga yang menyampaikan bahwa telah terjadi peristiwa memilukan di sekolah tempat anak kami, menimba ilmu, yaitu di Sekolah Dasar yang berlokasi tidak begitu jauh dari tempat kami tinggal.
Ada banyak versi berita mengenai bagaimana peristiwa memilukan tersebut terjadi, namun saya ambil peristiwa secara umum bahwa telah meninggal seorang siswa kelas 3 SD karena tubuhnya tergilas oleh mobil pengangkut air mineral "didalam" lingkungan sekolah. Kejadian ini sungguh membuat syok, sedih, khawatir, marah, semua bercampur. Bagaimana tidak, sebuah lingkungan yang seharusnya menjadi tempat yang "paling aman" untuk para siswa saat menimba ilmu untuk masa depan mereka. Namun malah menjadi tempat yang justru paling berbahaya dan telah merenggut nyawa salah satu teman dari anak kami para siswa sekolah dasar.
Mendengar kabar tersebut, untuk sementara waktu saya hanya bisa diam membisu, memandangi putra kami yang saat ini duduk di kelas 4 SD. Bersyukur kepada Allah Swt masih diberikan kesempatan merawat harta titipan yang paling berharga dari-Nya. Tanpa terasa menetes air mata membayangkan bagaimana penderitaan orang tua dari almahum siswa yang terkena musibah.
Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Manajemen sekolah merupakan titik tombak berhasilnya tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah dalam mewujudkan insan-insan terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun apabila manajemen sekolah tidak diperhatikan, maka eksesnya akan berakibat fatal dan menghambat jalannya roda pelaksanaan sistem pendidikan di instansi tersebut. Lebih jauh, rendahnya mutu manajemen tampak terlihat jelas pada performansi kepemimpinan seorang Kepala Sekolah, dengan indikasi pada peristiwa meninggalnya Ananda (alm) kelas 3 SD yang tergilas mobil saat bermain bola dihalaman sekolah. Kejadian ini tentunya menjadi parameter akan rendahnya sistem manajemen dari Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai amanat Negara dan orang tua siswa.
Seorang pemimpin, dalam hal ini adalah kepala sekolah, seyogyanya dan seharusnya sudah terlatih untuk bisa memprediksi atas kemungkinan akan terjadinya situasi buruk yang mungkin ada apabila suatu kondisi dibiarkan atau tidak diperbaiki. Sebagai contoh, kita semua sebagai orang tua telah melihat bagaimana semrawutnya halaman depan sekolah tempat putra-putri kami menempuh pendidikan dasar, Â yang dijadikan sebagai halaman parkir kendaraan. Kepala sekolah yang setiap hari berkantor di sekolah, sudah seharusnya mengetahui keadaan kesemrawutan lapangan parkir di halaman sekolah tersebut. Sebagai seorang pemimpin dan pengambil keputusan, seharusnya seorang kepala sekolah dapat mengambil sikap untuk menertibkan halaman sekolah yang menjadi gabungan sebagai area bermain dan belajar siswa, juga sebagai halaman parkir. Karena apabila dibiarkan, lambat laun, pasti akan terjadi pelanggaran atau musibah, sebagaimana terjadinya musibah seorang siswa meninggal dunia karena kelalaian pengamanan dan kurang perhatian terhadap sistem manajemen yang diterapkan.
Rendahnya Manajemen Komunikasi
Faktor lain penyebab rendahnya mutu manajemen di sekolah ini adalah karena minimnya media komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Kualitas suatu Sekolah Dasar, salah satunya, dapat dilihat dari tersedia atau tidaknya media komunikasi "yang relevan dan mumpuni" yang bisa dijadikan sebagai jembatan informasi dan komunikasi diantara kedua belah pihak. Ada banyak orang tua siswa yang sudah mengeluhkan semrawutnya area parkir SD yang juga merupakan halaman depan sekolah dan seringkali dijadikan area bermain, belajar, dan olah raga untuk para siswa. Orang tua mencoba dan berusaha untuk menyampaikan keluhan serta usulan mengenai area parkir tersebut, namun pihak sekolah hingga saat ini hanya mampu menyediakan media komunikasi yang cenderung satu arah sehingga penyampaian usulan-usulan atau juga masukkan-masukkan yang membangun dari orang tua siswa menjadi terhambat.
Usulan-usulan dari orang tua siswa yang ingin disampaikan, salah satunya adalah mengenai pelarangan masuknya kendaraan roda empat ke halaman sekolah pada saat proses belajar berlangsung atau pada saat jam sekolah. Terlebih lagi, sikap kurang perhatian dari kepala sekolah dan rendahnya manajemen sekolah, membuat kesemrawutan area parkir dihalaman sekolah tersebut menjadi tidak terkendali dan tidak dapat diperhatikan, yang mana pada akhirnya berujung pada terjadinya peristiwa memilukan bagi keluarga besar sekolah kami.
Rendahnya Etos Kerja Komite Sekolah
Faktor tambahan penyebab musibah adalah karena rendahnya mutu komite sekolah yang dipimpin oleh Ketua Komite Sekolah yang tidak dapat bekerja optimal sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  No. 20/2003 untuk berperan bersama orang tua siswa dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.