Mohon tunggu...
Erwin
Erwin Mohon Tunggu... Buruh - Melankolis

Ayoo bantu pasien sembuh bersama kitabisa.com di RSUD CIBINONG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembuluh Darah Pecah, Bu Anah Kritis di ICU RSUD Cibinong!

30 April 2022   04:49 Diperbarui: 30 April 2022   11:29 2230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kitabisa.com

Hari itu jadi hari terkelam untuk Mba Ita dan Mba Ima. Keduanya harus menyaksikan orang tua satu-satunya, Bu Anah (62 th), kian bertaruh antara hidup dan mati. Sejak mengalami kelumpuhan 3 tahun lalu, Bu Anah memang tak lagi bisa beraktivitas seperti biasanya, ia hanya bisa duduk atau berbaring saja. Sehari-hari Bu Anah tinggal dengan anak pertamanya, Mba Ima di sebuah kontrakan sederhana. Namun, hari itu Bu Anah sedang di rumah sendiri karna orang rumah sedang keluar sebentar, nahas hari itu Bu Anah ditemukan jatuh tergeletak dalam keadaan tak sadarkan diri. Sempat dibangunkan, hanya ada respon berupa rintihan rintihan.

Keterbatasan biaya membuat Bu Anah tak bisa langsung dilarikan ke RS hari itu. Akhirnya Mba Ita dan Kakanya bergantian menjaga Bu Anah di rumah. Selama 3 hari di rumah, Bu Anah tak kunjung mengalami perubahan, kesadarannya masih belum pulih, beberapa kali ia merintih seperti menahan sakit. Namun, di hari ketiga, Mba Ita mulai merasakan kekhawatiran yang mendalam. Diliatnya sang ibu yang masih terpejam itu beberapa kali seperti kehilangan napas. Setiap kali menarik napas terasa sangat pendek dan cepat.

Mba Ita akhirnya tak bisa membiarkan Bu Anah seperti itu, akhirnya Mba Ita memutuskan untuk membawa sang ibu ke RS. Dengan bantuan mobil ambulance desa, Bu Anah akhirnya dilarikan ke RS untuk mendapat pertolongan. Sampai di RS, Bu Anah langsung ditangani oleh dokter dan dilakukan serangkaian pemeriksaan. Namun, menurut dokter kondisinya saat itu sudah kritis, sehingga Bu Anah langsung dipindahkan ke ruang ICU. 

Ditengah kekhawatirannya, hari itu Mba Ita mendapat hasil pemeriksaan CT Scan sang ibu. Hari itu juga Mba Ita dihadapkan dengan sebuah kenyataan pahit bahwa ternyata sang ibu mengalami pecah pembuluh darah di kepala. Kondisinya kian kritis, apalagi sudah 3 hari Bu Anah tak langsung dibawa ke RS. Dokter juga mengatakan akibat pecahnya pembuluh darah Bu Anah, cairan memenuhi rongga otak bu Anah dan terjadi penggumpalan. Kondisi inilah yang membuat Bu Anah terus tak sadarkan diri. 

Dokter menyarankan agar Bu Anah menjalani tindakan operasi sesegera mungkin. Meski harapannya kecil, namun dokter akan mengupayakan sebaik mungkin. Mba Ita dan kakaknya gamang, ia tak ingin kehilangan pahlawan hidupnya. Ia tak ingin kehilangan sang ibu. Hanya Bu Anah yang ada sedari mereka kecil karna Bu Anah sudah ditinggalkan suaminya sejak Mba Ita dan Mba Ima masih kecil.

Namun, biaya operasi yang sampai ratusan juta tak mungkin bisa mereka penuhi. Apalagi kini sumber penghasilan hanya dari suami Mba Ima yang bekerja serabutan sebagai pekerja lepas atau buruh bangunan. Gajinya tak lebih dari 50ribu perhari.

Makanya, kita sama-sama bantu mereka yuk! 

Melalui laman https://kitabisa.com/campaign/bantuinbuanahyuk

Caranya:

1. Klik "Donasi Sekarang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun