Mohon tunggu...
Erwan Saripudin
Erwan Saripudin Mohon Tunggu... Insinyur - Trainer Pertanian

Tertarik dengan isu isu pertanian

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Taman Surga Kecil di Rumah Kita

4 Februari 2016   12:35 Diperbarui: 4 Februari 2016   23:33 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: http://www.archdaily.com/98895/eathouse-de-stuurlui-stedenbouw-atelier-gras"][/caption]Pertanian kota semakin menarik dilakukan sebagai kegemaran, selain menghadirkan suasana hijau juga dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan sayuran sebagai sumber vitamin dan serat. Dapat dibayangkan begitu serunya, jika luas pekarangan yang hanya 1 m x 1 m dapat dikelola setara dengan 10 kali lipatnya. Hahhhhhhh.....!

Namun jangan mudah tergiur dengan ajakan ajakan seperti itu, karena banyak syarat yang diperlukan untuk menumbuhkan tanaman terlebih untuk mempertahankan pertumbuhannya sehingga memberikan hasil yang optimal bagi pemiliknya.  Syarat yang diperlukan meliputi sinar matahari yang cukup, air yang senantiasa tersedia dan unsur hara yang lengkap ketersediaannya.

Sinar matahari diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai energi, lamanya sinar matahari yang diperlukan sekurang kurangnya 6 jam sehari sehingga lokasi lahan tempat penanaman senantiasa mendapatkan sinar matahari langsung sepanjang hari sepanjang tahun. Mengenai kesesuaian posisi matahari juga perlu diperhatikan dari segi pergerakan matahari dalam setahun karena setiap 6 bulan terdapat perbedaan beberapa derajat yang dapat mempengaruhi ketersediaan cahaya matahari ke tanaman.

Penentuan posisi jatuhnya sinar matahari di lahan penanaman sebaiknya melalui pengamatan yang intens selama setahun, karena akan terkait dengan struktur instalasi tanaman yang akan dibuat sedemikian rupa sehingga jumlahnya lebih padat, lebih sesuai antar tanaman, dan lebih mudah dalam pemeliharaan (menyiram, memupuk, memberikan zat pengatur tumbuh, mengganti media, mengganti tanaman, mengganti pot, mengganti struktur instalasi dan mengendalikan hama dan penyakit).

Setelah instalasi dibuat hal yang perlu difikirkan secara matang adalah metode pemberian air, diupayakan agar air dapat tersedia secara otomatis dan menjadi satu bagian dengan sistem instalasi air rumah tangga. Untuk hal ini dapat dicontohkan penggunaan irigasi tetes sebagaimana regulator alat infus ataupun sistem kapiler sebagaimana cara kerja sumbu kompor minyak tanah.  Bak bak penampungan air bagi tanaman diupayakan mendapatkan pasokan langsung dari bak air rumah tangga.

Walaupun air telah tersedia melalui teknik otomatisasi, pengendalian jumlah air yang jatuh di media perlu menjadi perhatian penting.  Hal ini karena kelebihan maupun kekurangan air dapat memberikan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelebihan jumlah air di media memberikan kesempatan pada hama dan penyakit terbawa tanah untuk berkembang dan menggerogoti perakaran, dampaknya akan terlihat secara sistemik dengan menguningnya daun walaupun air dirasa tersedia. Kekurangan air juga menyebabkan kuningnya daun karena nekrosis, yaitu rusaknya jaringan daun karena keterbatasan jumlah nutrisi untuk mempertahankan dan mengembangkan sel sel pada jaringan tanaman.

Media tempat tumbuh perlu diramu dari bahan berkualitas untuk memenuhi kecukupan syarat fisik, kimia dan biologi. Kombinasi terbaik dari banyak jurnal ilmiah mengenai media tumbuh terdiri dari camuran tanah mineral, kompos dan pasir (1:1:1). Tanah mineral berguna memberikan hara mineral yang cukup ke tanaman, pasir berguna membentuk agregat yang sesuai untuk perakaran dari segi struktur dan tekstur media, sedangkan kompos membentuk keadaan yang menyenangkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri pengurai selain untuk menutrisi tanaman.

Pengelolaan matahari, air dan media tumbuh sangat penting dalam pemilihan jenis tanaman yang dipilih. Pengelolaan yang dimaksud agar tidak terjadi kompetisi yang tinggi antar tanaman terhadap ketiga sumber daya tersebut. Kompetisi matahari dalam penanaman konvensional di areal persawahan dihindari dengan pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan luasan kanopi, untuk keperluan tanaman pekarangan kompetisi dalam mendapatkan cahaya matahari dapat diselesaikan dengan penanaman vertikal dengan memperhatikan arah mata angin.

Pengelolaan jenis tanaman yang beragam juga sangat penting mengingat setiap jenis tanaman memiliki karakter perakaran, tinggi, dan luas kanopi yang berbeda. Perbedaan ini yang diharapkan dapat terkelola dengan baik dalam sempitnya areal penanaman. Penataan posisi tanaman yang lebih tinggi dan lebih rendah dalam instalasi yang telah dibuat.  Biasanya instalasi yang dibuat berbentuk rak rak imaginatif yang dapat mewadahi masing masing karakter tanaman.

Penggunaan barang bekas berupa botol, regulator infus, kawat, sumbu kompor, kayu, pipa, dan lain sebagainya menggugah kemampuan imajinatif warga untuk dimanfaatkan dalam taman sayur kecil yang dibuatnya (beberapa contoh imaginatif dari instalasi taman akan diunggah pada tulisan berikutnya).

Mengelola keadaan lingkungan, keadaan bangunan rumah, ketersediaan barang bekas, jenis jenis tanaman, air, dan unsur hara ternyata begitu kompleks.  Perlu penghayatan yang mendalam sebagai suatu ilmu dan seni sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan lingkungan.  Nah... siapa bilang menanam tanpa menelantarkan itu gampang?....Semoga berkah....

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun