Penyuluh pertanian mungkin profesi yang kurang familiar dimata para kompasioner, terlebih lagi kompasioner yang tinggal di kota besar maka profesi penyuluh pertanian mungkin terdengar lucu saking tidak populernya (pertanian kok di suluh ya… emangnya gelap). Tetapi sekedar untuk diketahui, profesi ini pernah bergema pada tahun 1984 karena keberhasilannya dalam memotivasi petani desa untuk meningkatkan produksi pertanian, Bapak Presiden Soeharto pernah diberikan kesempatan khusus untuk berbicara dihadapan forum FAO di Roma Italia saat itu, dengan kebanggaan yang gegap gempita dalam pidatonya, para penyuluh pertanian menerima penghargaan sebagai profesi yang sangat berjasa membawa keberhasilan swasembada pangan di Indonesia.
Dimata para kompasioner, mungkin bentuk pekerjaan penyuluh pertanian sekedar cuap-cuap dihadapan petani, lalu tanaman tumbuh dengan suburnya, panen berlimpah, swasembada tercapai dan masyarakat tani sejahtera.  Namun pada kenyataannya, pekerjaan sebagai penyuluh menuntut integritas yang tinggi dalam memberdayakan petani, anggapan sekedar cuap cuap juga tidak sepenuhnya salah, sebab itu merupakan seujung kuku pekerjaan yang harus dilakukan penyuluh pertanian, dibalik cuap cuap masih banyak rangkaian yang harus dilakukan agar cuap cuap bisa berdampak pada peningkatan produksi dan penghasilan petani.  Apakah itu? Perangkat teranyar berupa samsung S7 atau S7 Edge adalah salah satunya.  Hah… kok bisa !
Jaman telah berganti, dunia berubah dengan begitu cepatnya, dan ini merupakan himpitan bagi kaum marjinal seperti petani. Â Kapasitas pendidikan yang rendah dengan umur yang semakin senja, ditambah dengan penguasaan lahan yang sangat sempit, menyebabkan akses terhadap peluang usaha terlihat begitu tidak berdayanya. Â Jika hendak diberikan analogi keadaan petani sekarang ini dapat diibaratkan seperti sebuah acara gebyar gebyar dengan kemeriahan cahaya, lalu seketika menjadi acara mati lampu, semua bingung dan panik, ditambah cuitan provokator yang mengatakan ada bom, maka lengkap sudah porandanya acara pesta. Â Quo vadis petani.
Penyuluh pertanian hadir ditengah ketidakjelasan suasana, menyalakan suluh, menjadi penuntun para undangan untuk bergerak kedepan, mengarahkan orang orang menuju pintu utama untuk melepaskan diri dari kebingungan dan kepanikan. Â Suasana jadi benderang.
Desa tidak sesederhana dalam fikiran orang kota, desa di Indonesia justru lebih rumit dari perkiraan orang kota yang menganggap  desa sebagai sekumpulan orang orang yang cenderung homogen.  Tetapi justru karena homogenitaslah permasalahan desa itu dimulai, mungkin kita pernah mendengar teori bahwa kecenderungan variasi yang rendah menyebabkan sistem kehidupan dapat runtuh, begitu juga yang terjadi dengan desa,  Sistem desa yang homogen sangat lemah dalam menanggapi berbagai persoalan yang muncul, sehingga tidak terbentuk kesetimbangan sosial karena tidak terjadinya self control yang berjalan dengan baik.
Penyuluh Pertanian adalah seorang perekayasa sosial.
Menjadi seorang perekayasa sosial tentunya telah mengetahui teori-teori sosiologi. Â Penyuluh pertanian telah dibekali dengan berbagai teori sosial sebagai syarat seorang perekayasa sosial, namun pengembangan teori pada konteks desa binaan memerlukan analisis keadaan yang lebih teliti, untuk itulah penelitian dalam rangka mendapatkan citra keadaan desa sangat penting dilakukan oleh seorang penyuluh sebagai bahan dalam sintesa kebijakan, yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program penyuluhan.
Keadaan desa binaan yang perlu diketahui oleh seorang penyuluh yaitu terkait dengan sumber daya manusia, bentang alam dan institusi yang berada didalamnya. Â Ketiga hal tersebut bersifat kompleks dan menyentuh wilayah sosiologi yang luas, namun penajaman pada kesejahteraan petani versus pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat penting dilakukan.
Kesejahteraan petani dapat diukur menggunakan indeks nilai tukar petani, pendapatan petani dapat diukur dengan benefict cost ratio (B/C ratio), kemampuan petani dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat diketahui dengan wawancara terstruktur maupun terjun langsung ditengah masyarakat. Â Penggunaan alat yang canggih dalam menangani persiapan hingga pengolahan data mutlak diperlukan, hal ini untuk menjamin ketepatan dan kecepatan analisis data.Â
Bagi seorang penyuluh, gadget jauh lebih simpel dibandingkan leptop dalam membersamai hari hari masyarakat, diperlukan gadget yang melampaui leptop dalam keandalan otak dan kapasitas RAM, Samsung S7 ataupun S7 Edge ditengarai memiliki kemampuan sehebat leptop bahkan lebih, Jika saja saya memilikinya saya membayangkan akan menganalisis data-data masyarakat ditengah sawah sambil bercengkrama dengan petani, saya membayangkan menginstal aplikasi statistik versi android seperti SAS, R maupun IBM SPSS, Â Saya membayangkan hasil analisis statistik akan menuntun saya mengambil tindakan tindakan yang lebih tepat mengenai pemberdayaan masyarakat tani.Â
Memotret dan merekam video.