Salah satu pengalamanku yang takterlupakan semasa kecil adalah saat aku diperebutkan oleh tiga anak perempuan sekaligus! Ketiganya, yang semuanya adalah teman sekelasku, takhenti-hentinya mengejarku. Bukan gegara aku mengambil bando kesayangan mereka ya, tapi mereka mengejarku untuk meminta jawaban dariku, Siapa yang paling aku sukai diantara mereka. Yah, beginilah gak enaknya punya tampang cakep:)
Dan aku secepatnya harus menentukan pilihanku, sebelum terjadi pertengkaran yang lebih hebat lagi di antara mereka. Serius ini, gara-gara saling berebut perhatianku, tak jarang mereka sampai adu mulut, adu sikut, sampai adu panco segala.
Wati, Oneng, Wulan, adalah nama ketiga anak perempuan itu (yang mana saat beranjak dewasa kelak, mereka membentuk band yang bernama WOW). Bagi mereka, aku adalah murid laki-laki paling tampan di kelas 5 SD. Itu kata mereka sendiri lho. Dan aku yakin seyakin-yakinnya kalau penglihatan mereka saat itu masih sangat tajam.
Tapi lama-lama aku jadi gerah juga dengan kelakuan mereka yang selalu mengejarku kemana pun aku pergi. Bayangkan, dimana pun aku berada, disitu pasti ada mereka.
Saat di kantin, saat di perpus, saat di parkiran sekolah, ketiganya selalu mengikutiku. Bahkan saat aku sedang mandi di sungai pun, eh mereka juga ada di situ. Dan seperti biasa, aku tetap pasang wajah cool. Seperti tak menghiraukan keberadaan mereka yang sibuk dengan siasat masing-masing. Tapi yang bikin aku jengkel nih, ketika suatu hari aku gantian mengikuti mereka, eh ketiganya malah marah-marah. Saat itu mereka tak senang aku duduk di atas batu kali sambil memperhatikan mereka yang sedang mandi di sungai. Benar-benar gak adil bukan?
Karena ujian kenaikan kelas sudah semakin dekat, aku secepatnya harus menentukan pilihanku. Agar nanti tak mengganggu belajarku. Mau pilih Wati, Oneng ataukah Wulan. Awalnya sih aku sempat bingung untuk memilih satu di antara mereka. Abis mereka punya kelebihan masing-masing sih.
Si Wati terkenal paling pintar di kelas. Si Oneng terkenal paling baik di kelas. Dan si Wulan, terkenal paling cantik di kelas. Maunya sih gak milih tiga-tiganya, biar gak ada yang kecewa gitu, tapi kok sayang juga ya hehe. Akhirnya setelah meminta pendapat dari Lulu, Aceng dan Mona (yang mana semuanya adalah nama kucing kakakku hehe), aku akhirnya mantap memilih satu nama. Siapakah dia?
Seusai pulang sekolah, langsung kupanggil ketiga anak perempuan itu. Tampak ketiganya tak bisa menyembunyikan wajah harap-harap cemas dihadapanku. Ya, kemarin aku udah janji sama mereka bakal memberikan jawaban siapa diantara mereka yang paling aku sukai. Tanpa basa-basi lagi, langsung kutarik si Wulan yang terkenal paling cantik di kelas.
Seketika itu juga Wulan langsung melompat kegirangan, tapi tak lama kemudian wajahnya langsung berubah jadi masam saat kubilang, “Bukan kamu, Wul!”
Dan sekarang kutarik tangan si Oneng. Dan wajahnya pun langsung berubah jadi masam. “Bukan aku kan?” tanya Oneng teringat dengan Wulan yang kutolak karena kutarik tangannya.
“Aku pilih kamu Neng. Iya, kamu..” jawabku mantap.