Mohon tunggu...
Ervipi
Ervipi Mohon Tunggu... -

bercerita dengan gambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gaya 'Maju Mundur Cantik' Membawa Korban

14 Februari 2015   07:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dua orang gadis manis berencana pergi berlibur ke sebuah pantai di Gunungkidul. Lalu pagi-pagi sekali berangkatlah keduanya dari kota Jogja dengan berboncengan sepeda motor. Ketika melewati sebuah kawasan hutan, mereka lalu memutuskan untuk berhenti sebentar, sekedar untuk melepas lelah. Ketika tengah asyik menyantap bekal yang dibawa, salah satu dari mereka yaitu si gadis berbehel, tiba-tiba menunjuk ke sebuah pohon di tengah hutan.

“Lihat tuh Jeng, ada pohon unik, bentuknya kayak Menara Eiffel tuh..!!” pekik si gadis berbehel.

“Oh iya betul, ayo kita ke sana..!!” sahut temannya kegirangan.

Dan kedua gadis manis itu pun segera meninggalkan motornya di pinggir jalan untuk menuju ke tempat dimana pohon itu berada. Setelah didekati, ternyata dugaan mereka tidak keliru. Pohon itu memang berbentuk seperti Menara Eiffel. Teringat dengan video Syahrini yang bergaya di depan Menara Eiffel, si gadis berkacamata lalu meminta si gadis berbehel untuk menirukan gaya Maju Mundur Cantik milik sang artis tersebut.

Sambil cekikian, si gadis berbehel mulai bersiap-siap di depan pohon mirip Menara Eiffel. Sementara temannya sudah bersiap-siap untuk merekam aksi itu dengan handycam. Begitu hitungan ketiga, si gadis berbehel mulai memeragakan gerakan yang tengah booming di masyarakat itu.

“Maju mundur, maju mundur cantik, mundur lagi mundur lagi cantik, cantik, cantik, cantik…..Ahhhhhh!!!!!”  Tak disangka tak dinyana, tanah yang dipijak si gadis berbehel itu tiba-tiba longsor.

Sehari kemudian, di sebuah rumah sakit.

Si gadis berbehel terbaring lemah di ranjang dengan salah satu tangannya yang tampak digips. Sedang tangan yang satunya lagi penuh dengan luka lecet. Siang itu ia tak sendirian, karena disampingnya berdiri si gadis berkacamata dengan tatapan penuh iba.

“Maafkan aku Rin, aku terlambat menolongmu….” kata si gadis berkacamata dengan muka bersalah.

“Kamu gak salah Jeng. Ini murni salahku. Andaikan saat itu aku gak ceroboh…” ucap gadis berbehel dengan penuh penyesalan.

“Aku juga ikut merasa bersalah Rin. Kalau saja saat itu aku gak ikut-ikutan melakukan gerakan itu, mungkin aku bisa meraih tanganmu....” kata si gadis berkacamata dengan suara bergetar. Tiba-tiba air matanya meleleh membasahi pipi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun