Mohon tunggu...
Ervipi
Ervipi Mohon Tunggu... -

bercerita dengan gambar

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Centang Biru Harusnya Diganti Ini Saja, Min!

18 Oktober 2014   15:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara mengenai si api biru dan si centang biru, ternyata ada persamaan lho diantara keduanya, yaitu dua-duanya bisa bikin heboh. Bedanya bila si api biru (kompor gas elpiji) bikin heboh ibu-ibu dan penjual kaki lima, maka si centang biru ini bisa bikin heboh sebagian warga Kompasiana. Bukan hanya newbie saja yang dibuat kaget dengan si centang biru yang hadir tiba-tiba ini, tapi juga para senior. Alasannya karena ini fitur baru, dan dulunya hanya ada centang hijau, maka para senior pun ikut-ikutan kaget. Makanya biar Kompasianer dianggap kompak, yuk kita kaget bareng-bareng.

Menurut penjelasan admin DI SINI, dihadirkannya fitur baru bernama Verifikasi Biru dengan ikon centang warna kuning biru bertujuan untuk untuk memverifikasi seorang Kompasianer berdasarkan konten yang dibuat. Kompasianer yang mendapatkan tanda Verifikasi Biru adalah mereka yang menyuguhkan artikel-artikel yang berkualitas kepada pembaca dan konsen pada satu bidang atau tema. Dan Verifikasi Konten ini setingkat lebih tinggi dari Verifikasi Akun yang berwarna hijau.

Tentu saja Verifikasi Biru ini mendapat berbagai macam tanggapan dari para Kompasianer. Ada yang mendukung, ada yang cuek, tapi tidak sedikit yang berkeberatan, tentunya dengan alasannya masing-masing. Dan saya termasuk yang terakhir ini. Kenapa?

Karena menurut saya, ada yang lebih penting dan mendesak untuk diwujudkan sekarang daripada menghadirkan Verifikasi Biru. Apa itu?

Usul saya nih buat Admin, mumpung fitur ini masih baru, bagaimana kalo sebaiknya centang biru ini diganti saja dengan centang merah dan centang pink. Centang merah untuk Kompasianer laki-laki, dan centang pink untuk Kompasianer wanita.

Alasannya nih, tidak jarang pembaca keliru menyebut jenis kelamin sang pemilik artikel, dikarenakan tidak adanya kejelasan apakah sang pemilik Profil itu laki-laki atau bukan. Bisa dikarenakan PP nya yang cuma gambar pemandangan, atau nama yang tidak jelas menunjukkan itu laki-laki atau bukan. Dan kenapa saya mengusulkan ini?

Karena saya pernah ngalamin sendiri lho Min, ciyus. Pada kolom komentar , saya pernah mendapati sebuah komentar pembaca di artikel saya, yang memanggil saya dengan sebutan mbak, padahal jelas-jelas saya ini aslinya ganteng lho Min. Dan saat itu saya pake PP bergambar monitor.

Tahu gak Min gimana perasaan saya saat itu?

*

*

1413595320663224195
1413595320663224195

*foto : pinterest.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun