Bagi sebagian orang menganggap bahwa kehidupan di usia 20 tahun merupakan fase terberat di hidup mereka. Pada usia ini individu akan mengalami transisi peralihan dari masa remaja menuju dewasa atau biasa disebut dengan emerging adulthood (Arnett, 2013). Fase emerging adulthood ini biasanya terjadi pada usia 18-29 tahun, dimana pada fase ini individu akan rentan terlibat konflik dalam pencarian jati diri mereka. Banyak individu pada fase ini mulai mengalami kecemasan dan ketakutan tentang masa depan mereka yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi berujung quarter life crisis.
Apa itu quarter life crisis? Menurut Fischer (2008) menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah suatu keadaan dimana kita akan merasa takut dan cemas atas ketidakpastian tentang masa depan terkait relasi, karier dan juga kehidupan sosial yang terjadi sekitar usia 20-an tahun. Fase ini biasanya ditandai dengan adanya perasaan meragukan diri sendiri, ketakutan akan kegagalan, merasa demotivasi (kehilangan semangat untuk melakukan sesuatu), dan overthinking terhadap banyak hal.
Quarter life crisis merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang. Namun, tidak semua orang mampu menghadapi quarter life crisis. Oleh karena itu, survive sangat diperlukan dalam menghadapi segala konflik yang akan datang. Berikut beberapa prinsip hidup yang bisa kamu terapkan dalam menghadapi quarter life crisis.
- Mengakui bahwa menjadi dewasa itu berat
Proses pendewasaan terkadang memang berat dan tidak ada salahnya untuk kita mengeskpresikan rasa frustrasi. Pada tahap ini cobalah untuk mengakui dan menerima bahwa menjadi dewasa itu berat dan hampir semua orang pernah mengalami ini. Disini juga adalah tahap untuk mengontrol bagaimana cara mengelola diri agar tidak stress dengan proses pendewasaan.
- Fokus ke diri sendiriÂ
Salah satu langkah awal adalah tentukan tujuan hidup apa yang ingin kamu capai. Buatlah target dan langkah apa saja yang harus kamu lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Jangan membanding-bandingkan hidup kamu dengan orang lain, karena perjalanan hidup setiap orang pasti berbeda, tetaplah berproses menjadi diri kamu sendiri versi yang lebih baik. Ketika kamu sudah mencapai target yang kamu inginkan jangan lupa untuk mengapresiasi diri sebagai bentuk dari self love.
- Jangan pernah menyesal atas apa yang kamu pilih
Menyesali keputusan yang sudah diambil merupakan hal yang sia-sia, karena waktu tidak bisa diputar kembali. Mulailah belajar tanggung jawab dengan semua resiko atas keputusanmu. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas keputusan yang sudah kamu pilih.
- Berhenti mengikuti standar sosial orang lain
Bukan hal yang asing lagi bahwa masih banyak individu hidup dengan mementingkan pendapat orang lain dalam hidupnya. Fenomena ini biasa disebut sebagai Fear of Other People's Opinions, yaitu rasa takut terhadap pendapat orang lain yang berujung membuat kamu mengikuti standar sosial orang lain. Langkah yang harus kamu lakukan adalah mengevaluasi dan bertanya ke diri sendiri apa yang benar-benar kamu butuhkan dan inginkan. Jika memang mengikuti standar sosial  membuat diri kamu tidak nyaman, lakukan hal yang sesuai dengan apa yang kamu inginkan.
Ingat bahwa proses pendewasaan itu memang berat, namun seiring berjalannya waktu dari proses pendewasaan ini lah yang membuat kita belajar banyak hal. Jadi, jalani dan temukan jati diri kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H