Mohon tunggu...
Angel
Angel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Agroteknologi UPNVJT

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Ekspor, Karantina Pastikan OPT/OPTK dengan Perlakuan Fumigasi

20 November 2023   15:11 Diperbarui: 11 Januari 2024   23:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Denpasar -- Bali sebuah pulau di Indonesia yang melimpah dengan keindahan alam dan budayanya yang kaya, bukan hanya destinasi pariwisata yang memukau, tetapi juga rumah bagi kerajinan tangan yang unik dan indah. Pengakuan global atas kerajinan tangan bali telah berdampak signifikan terhadap pasar ekspor Indonesia. Keunikan dan kekayaan budaya yang berakar dalam seni dan keahlihan orang hindu-jawa yang mencerminkan tradisi rohani dan ekspresi artistic yang mendalam dari pulau ini telah membuatnya dicari-cari komoditas perdagangan Internasional. Ukiran kayu dan batu hingga anyaman bambu yang rumit, alang-alang, lukisan, dan handicraft lainnya telah digunakan di rumah-rumah di seluruh dunia, yang turut menyumbang pada pendapatan ekspor dan diplomasi kebudayaan Indonesia. Ketenaran kerajinan tangan bali ini tidak hanya memperkaya identitas budaya tetapi juga sangat berperan dalam mempengaruhi pasar ekspor Indonesia. Pelestarian teknik artistik tradisional dan promosi kerajinan tangan asli bali dapat lebih meningkatkan posisi Indonesia di pasar global, memamerkan warisan budaya yang kaya bagi dunia. Untuk itu perlu dilakukan pemenuhan persyaratan negara tujuan antara lain harus bebas dari OPT/OPTK negara tujuan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut perlu dilakukan perlakuan guna mensucihamakan komoditas dari OPT/OPTK. Perlakuan yang dilakukan adalah fumigasi Metil bromida.

Fumigasi bertujuan untuk membebaskan media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan. Pemilihan jenis fumigan dalam pelaksanaan fumigasi untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan tergantung kepada organisme pengganggu tumbuhan sasaran, jumlah aktu yang tersedia, jenis komoditas yang akan difumigasi, biaya dan tingkat kesulitan aplikasi, kemungkinan reaksi dengan material lain, dan persyaratan negara tujuan. Jenis fumigan yang digunakan oleh karantina Tumbuhan Denpasar adalah Methyl bromide dan Ethylene oxide, namun yang umum digunakan adalah Metil bromida. Metil bromida digunakan pada produk handicraft yang berbahan dasar kayu, rotan, alang-alang, tapi untuk komoditas tertentu seperti benih tanaman, tembakau, dan biji-bijian atau sereal, bunga potong, bahan makanan, dan produk dengan bahan dasar kertas, kulit, wol, karet, bulu binatang, cat berbasis sulfur, kemasan polystyrene fumigasi dengan Metil bromida tidak sesuai karena dapat mengakibatkan kerusakan atau penurunan kualitas komoditas yang difumigasi.

Fumigasi dengan metil bromida merupakan salah satu standar perlakuan yang digunakan secara luas untuk keperluan karantina dan pra pengapalan karena dapat membunuh hama dalam berbagai stadia hingga 100 persen. Metil bromida merupakan salah satu fumigan yang masih banyak digunakan karena kemampuan penetrasi yang baik, waktu fumigasi yang diperlukan singkat, efektif membunuh berbagai jenis hama, relatif mudah diaplikasikan, dan dapat digunakan untuk berbagai jenis komoditas.

Metil bromida adalah senyawa organobromin dengan rumus CH3Br. Gas tak berwarna, tak berbau dan tidak mudah terbakar ini memiliki bentuk tetrahedral dan merupakan bahan kimia penipis ozon yang diakui sehingga dapat memberikan pengaruh negative terhadap lingkungan. Akan tetapi mengingat belum ditemukan alternatif penggantinya yang lebih sesuai, maka fumigasi dengan metil bromida masih menjadi pilihan utama khususnya untuk keperluan karantina. Metil bromida tergolong sebagai pestisida terbatas karena sangat berbahaya baik bagi manusia maupun lingkungan, sehingga peredaran, pendistribusian, dan penggunaannya sangat dibatasi dan harus dilakukan oleh fumigator yang terlatih agar dapat dijamin efektifitas dan keamanannya.

Perlakuan fumigasi yang sudah dilakukan sebagai persyaratan untuk ekspor produk handicraft selanjutnya akan dikeluarkan Phytosanitary Certificate oleh karantina tumbuhan sehingga produk bisa dikirim ke negara tujuan. Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, kebijakan fumigasi dengan metil bromide pada handicraft Bali tidak hanya merupakan langkah keamanan tetapi juga menandakan komitmen terhadap standar kualitas tinggi. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif pada ekspor produk Bali, memberikan dorongan ekonomi yang lebih kuat, dan memastikan bahwa keindahan budaya dan seni pulau ini tetap bersinar di seluruh dunia.

Sumber :

Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian. 2012. Manual Fumigasi Metil Bromida (untuk Perlakuan Karantina Tumbuhan). Jakarta.

DAFF. 2013. Contamination Treatment Guide 3rd Edition. Air and Sea Cargo Program, Cargo and Shipping Branch, Border Compliance Division. Department of Agriculture, Fiheries, and Forestry. Australian Government. 22 hal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun