Mohon tunggu...
Ervina Hesti Utami
Ervina Hesti Utami Mohon Tunggu... -

18 years old.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Orang Tua, Anak – anak dan Bioskop

3 Desember 2011   09:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:53 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kita ketahui bahwa bioskop adalah tempat untuk menonton film dengan menggunakan layar lebar. Menonton film di bioskop adalah salah satu cara untuk mengisi waktu luang, seperti pada saat weekend atau saat liburan sekolah. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 30.000 – Rp 35.000, kita sudah dapat menikmati film terbaru yang kita inginkan.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="bioskop"][/caption] Bioskop memang dapat digunakan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. Namun, apakah semua film yang diputar di bioskop cocok untuk semua anggota keluarga?. Apakah semua adegan film tersebut cocok jika ditonton oleh anak di bawah umur? Apakah ada amanat yang terkandung dalam film tersebut? Nah, itulah beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab sebelum kita mengajak keluarga, terutama anak - anak untuk pergi menonton film di bioskop. Karena kita juga harus selalu mempertimbangkan manfaat yang di peroleh dari sebuah kegiatan pengisi waktu luang itu sendiri,agar kegiatan tersebut tidak sia - sia bahkan memberi efek negatif bagi keluarga. Baru - baru ini, Film Breaking Dawn yang merupakan bagian dari The Twilight Saga marak diputar di bioskop seluruh Indonesia . Film ini memang mempunyai banyak penggemar dan sangat di tunggu - tunggu oleh para pecinta film, sehingga tidak heran jika film ini banyak menyedot anima masyarakat terutama kalangan remaja dan dewasa. Namun pada kenyataannya tidak hanya para remaja dan dewasa yang menonton film ini. Banyak anak - anak di bawah umur bahkan anak - anak balita yang ikut menonton. Padahal, banyak sekali adegan dewasa dalam film ini yang tentunya tidak di pahami oleh anak balita dan tidak sepatutnya ditonton oleh anak di bawah umur . Cerita dari film ini juga bukan merupakan porsi cerita yang tepat jika di konsumsi oleh anak - anak. Selain itu, tidak ada amanat yang cocok dan dapat dimengerti oleh anak - anak. Sebagai orang tua yang baik seharusnya tidak hanya memikirkan kesenangannya sendiri jika sudah berkaitan dengan keluarga. Orang tua seharusnya berusaha memberikan yang terbaik untuk anak - anaknya, bukan malah menjerumuskan. Pihak pengelola bioskop juga seharusnya lebih tegas dan bijaksana dalam mengambil keputusan, dengan misalnya memeriksa KTP para pengunjung yang ingin menonton film dalam kategori dewasa, sehingga tidak ada anak di bawah umur yang menonton film ini. Jika ini terus di biarkan, bagaimana jadinya nasib generasi muda Indonesia? Tentunya kita dapat membayangkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun