Dalam masa menuju kedewasaan, manusia melalui beberapa tahap. Tahap tersebut dimulai pada saat dia lahir, batita, balita, remaja, kemudian dewasa. Namun, jaman sekarang, tahap tersebut telah mengalami perubahan menjadi lahir, balita, remaja, alay, kemudian dewasa, hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu penulis yang juga akhir – akhir ini menjadi komedian, Raditya Dika.
Istilah alay saat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan." Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan.
Sebagai remaja beranjak dewasa berusia 18 tahun, saya pernah mengalami masa - masa suram menjadi alay saat duduk di bangku SMP. Saya sangat malu jika mengenang masa tersebut. Namun sekarang saya telah menyadari bahwa benar kata Raditya Dika. Alay adalah proses yang harus dilalui remaja Indonesia menuju kedewasaan. Jadi, bagi kita yang telah melewati masa tersebut, kita harus memberi dukungan bagi orang – orang yang masih terperosok pada masa suram alay, agar segera disadarkan. Ayo SEMANGAT!!
Ervina Hesti Utami - PSIK UNDIP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H