Di era globalisasi ini, bahasa apa sih yang penting untuk dikuasai untuk memasuki dunia global? Tentu saja jawabannya bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Masyarakat Indonesia tentunya harus lebih mahir dalam kemampuan berbahasa Inggris. Mengapa begitu? Karena bahasa Inggris tidak lagi sekedar alat komunikasi global, namun di era globalisasi ini telah menjadi pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, dan budaya dari seluruh dunia. Namun sebenarnya ada satu hal yang harus kita khawatirkan. Bagaimana nasib identitas dan nilai-nilai kebangsaan kita, yaitu Pancasila? Jangan biarkan bangsa Indonesia berhasil menggunakan kemampuan bahasa Inggrisnya untuk memasuki dunia global, tetapi identitas dan nilai-nilai kebangsaannya yang malah hilang.
Menurut penelitian sebelumnya, setiap obyek Pancasila dibentuk oleh nilai-nilai yang sudah ada pada kehidupan pribadi bangsa Indonesia sejak dahulu kala, hal ini menjadikan Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia memiliki arti dan nilai luhur pada setiap asasnya (Zukri et al., 2023). Dalam hal ini, pembelajaran bahasa Inggris penting untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila agar identitas kebangsaan kita tetap tertahankan. Bayangkan saja, jika tidak ada landasan yang kuat mengenai Pancasila, siswa pasti akan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak selaras dengan Pancasila. Tujuan utama dalam pengajaran bahasa Inggris ini memang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, tetapi dengan ditambahkannya penerapan nilai-nilai Pancasila, siswa diharapkan bisa tetap selaras dengan identitas kebangsaannya.
Banyak tantangan sulit yang harus dihadapi baik oleh guru maupun siswa dalam mempelajari bahasa Inggris di era globalisasi ini. Banyak sekali budaya asing yang tidak selaras dan jauh dari konsep Pancasila. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat, tentunya hal ini menjadikan proses globalisasi semakin cepat, begitupun budaya asing yang tidak selaras dengan Pancasila dapat memengaruhi generasi muda dengan cepat. Kita sebagai pengajar bahasa Inggris patut khawatir akan penyalahgunaan keterampilan bahasa Inggris pada siswa yang malah menggunakannya untuk hal-hal yang jauh dari identitas kebangsaan kita.
Lalu, bagaimana proses pengajaran bahasa Inggris yang sekaligus menjaga agar siswa tetap berada pada konsep Pancasila? Guru bisa menambahkan tema-tema etika dan moral dalam bahan pelajaran. Contohnya, dengan berdiskusi mengenai topik-topik kemanusiaan, siswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya dalam bahasa, melainkan juga mengenai signifikansi sikap menghormati dan toleransi.
Contoh lain yang bisa guru lakukan adalah melalui penerapan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Sebagai guru, kita harus mendorong siswa untuk mencintai dan menghargai banyaknya budaya di Indonesia yang begitu beragam. Sebagai contoh, dalam mengajar materi teks descriptive kita dapat memberikan teks mengenai budaya Indonesia yang beragam. Siswa juga dapat diajak untuk membahas bagaimana berbagai budaya hidup berdampingan di Indonesia. Dengan ini, siswa dapat belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris sekaligus memupuk ras cinta terhadap keberagaman yang ada di negaranya.
Di era globalisasi ini, sudah seharusnya para pengajar bahasa Inggris menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Dengan ini, siswa tidak hanya menjadi individu yang mahir berbahasa Inggris, tetapi juga individu yang dapat memasuki dunia global untuk membanggakan negara tanpa meninggalkan nilai-nilai Pancasila yang telah menjadi identitas bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H