Mohon tunggu...
Ika ervianah
Ika ervianah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memanfaatkan Konseling Individu di Dalam Rumah

27 Maret 2016   06:53 Diperbarui: 27 Maret 2016   07:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konseling individu adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara konselor dengan klien. Klien mengalami kesusahan secara pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas profesional untuk membantu dalam keterampilannya.

Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar klien dapat mengenali diri sendiri. Menerima dirinya. Konseling bertujuan untuk membantu individu memecahkan masalah-masalah pribadi, sendiri baik social maupun emosional.

Dalam artikel ini konselor adalah orangtua dan klien adalah anak atau kerabat maupun sanak family. Klien mempunyai masalah pribadi dengan teman sebayanya entah dari cara ia memahami pelajaran itu kurang dari temannya ataupun cara pergaulan dia untuk bersosialisasi itu tang menjadi masalah padahal orangtuanya sudah mengajarkan dengan baik bagaimana bersosialisasi dengan orang lain. Temannya selalu menganggap ia anak yang bodoh karena nilai yang ia dapat selalu pas-pasan berbeda dengan teman-temannya. Hal seperti ini membuat anak menjadi pemurung, acuh tak acuh bahkan sering marah jika di dekati. Klien sebenarnya sangat membutuhkan nasehat atau teman curhat secara pribadi. Maka seharusnya konselor ini menemuinya dengan penuh empati, kemudian konselor memberikan timbal balik kepada si klien, dan megeksplor setelah konselor mengetahui dan menangkap pesan utama atau masalah yang membuat ia berubah maka konselor harus bertanya untuk membuka percakapan dan pertanyaan ini secara tertutup agar klien tidak keberatan dan terbuka kepada konselor untuk menceritakan semua masalah pribadinya saat itu. Konselor memberikan dorongan minimal, interpretasi, dan mengarahkan si klien tersebut dengan penuh hati-hati agar si klien mempercayai bahwa konselor mampu membantunya.

Di waktu lain, konselor mampu menyimpulkan sementara, memimpin dan memfokus pada masalah dan klien, sehingga konselor mampu menjernihkan dan memudahkan si klien untuk berfikir dengan nasehat yang konselor berikan dan konselor mendiamkannya dengan tujuan si klien agar mampu berfikir dan apakah sejauah ini klien sudah mulai dengan tahapannya untuk berubah. Setelah hal itu dilakukan konselor mengambil inisiatif dan memberikan nasehat serta memberikan informasi untuk merencanakan sesuatu yang bisa membuat klien disukai dan semangat lagi untuk belajar. Selanjutnya untuk menyimpulkan orangtua/konselor ini sendiri yang harus menyimpulkannya untuk dijadikan pegangan jika anaknya dikucilkan temannya lagi.

Siapapun itu bisa menjadi konselor meskipun sebelum menjadi konselor, orangtua adalah konselor terbaik bagi anak. Sekian semoga artikel ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun