Mohon tunggu...
erni erviana
erni erviana Mohon Tunggu... -

Baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Entahlah

3 April 2015   16:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ENTAHLAH....!!!

Sebut saja indah, hujan yang sangat deras memaksa indah untuk menghentikan perjalanan dan berteduh disebuah warung kopi. Indah kemudian memesan secangkir kopi untuk menemaninya. Sambil menikmati hangatnya kopi, dalam hatinya dia berkata, “mas, sekuat apapun mas pertahankan rasa mas ke aku, sekuat itu pula aku akan mempertahankan keras kepalaku untuk tidak menerima mas kembali. Mas harus sadar, kita berdua tidak sentuh restu orang tua, jadi tolong mas hentikan pertahanan itu. Jika terus dipertahankan itu akan menyiksa mas karena mas tidak akan mendapatkan hasil apa-apa kecuali kekecewaan. Begitupun denganku, aku akan merasa bersalah karena tidak mendukung pertahanan mas”.

Saat hujan mulai reda, indah kembali melanjutkan perjalanan. Hari ini indah pergi ke rumah sakit untuk bertemu dokter yang selama ini telah dipercayainya untuk menyembuhkan sakit yang dideritanya. Pertemuan hari ini tidak seperti pertemuan biasanya, hari ini dokter tidak banyak bicara, dokter hanya mengatakan, ini baru diagnosis, selain dengan pengobatan medis, diri kamu juga bisa membantu menyambuhkannya. Dengan cara melakukan tindakan yang bodoh, yang gila, dan yang bisa membuatmu bahagia. Setidaknya itu membantu supaya kamu tidak mengingat sakit yang sedang kamu rasakan. Sambil menahan tawa indah bertanya. Maksud dokter saya harus melakukan hal gila seperti apa ? aku harus berdandan seperti orang gila kah. Dokter menjawab pertanyaan indah hanya dengan tertawa, dan keduanya tertawa seakan tidak terjadi apa-apa.

Sambil mengingat pesan dokter tadi siang, indah yang tengah asik memanjakan tubuhnya, tiba-tiba teringat akan masalalu yang selama ini tidak pernah dia ceritakan kepada siapapun. Namun malam ini, entah jin apa yang tengah merasukinya membuatnya ingin mengingat, menulis semua cerita tentang masa lalunya dalam sebuah tulisan. “ belakangan ini bayanganmu selalu datang menghantuiku, saat tidurku kau datang melalui mimpi, saat bangunku kau merasuki pikiranku, membuat pandanganku sesekali melihat sekilas wajahmu ada diantara orang-orang yang aku temui”. Dalam hatiku selalu bertanya-tanya, perasaan apakah ini ? dan pertanyaan gila juga sempat terbesit dipikiranku, apakah kamu sedang merindukan aku, hemmm... entahlah. Apalah arti perasaan ini itu tidak penting, mungkin malam ini aku sedang merindukanmu. Merindukanmu yang telah lama pergi meninggalkanku. Rasanya malam ini aku ingin mengingat semua masa-masa saat kita bersama, mengingat bagaimana pertemuan kita, mengingat masa-masa manis kita, hingga mengingat detik-detik perpisahan kita.

Kamu adalah laki-laki yang sangat menyebalkan, laki-laki sombong, so ganteng (tapi memang ganteng), dan baik. Hingga membuat wanita sisekelilingmu terpanah, seperti melihat seorang pangeran yang turun dari langit, itu sih menurut pandangan mereka, tapi menurutku biasa-biasa saja.

Pertama kali kita bertemu disuatu tempat yang sangat ramai, disitu dia menghampiriku, dan mengajakku berkenalan. Beberapa bulan berselang dia datang kerumahku, dan kebetulan ada banyak sanak saudara yang sedang berkunjung kerumahku. Setelah bercakap-cakap, dia langsung bergegas pulang. Dari situ aku tidak mendapatkan restu dari orang tua dan keluarga besarku untuk bersamanya. Sehingga aku memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun