Mohon tunggu...
Ervan Hasan Harun
Ervan Hasan Harun Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik UNG

Lahir di Gorontalo pada tanggal 25 November 1974 Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1987 di SDN Inpres 1 Limehe Barat kecamatan Batudaa kabupaten Gorontalo. Melanjutkan di SMP Negeri Batudaa dan tamat pada tahun 1990. Selanjutnya masuk di SMA Negeri 1 Gorontalo tahun 1990 s.d 1992. Pindah ke SMA Negeri 1 Manado di tahun 1992 dan menamatkan SMA di SMA 1 Manado tahun 1993. Diterima sebagai mahasiswa S1 pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangie Manado dan selesai pada tahun 1999. Diterima menjadi dosen di Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan studi S2 di UGM tahun 2004 dan selesai tahun 2006. Hingga saat ini masih menjadi staf pengajar (dosen aktif) di Universitas Negeri Gorontalo pada program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Corona, Social Distancing, dan Physical Distancing

13 November 2021   22:31 Diperbarui: 13 November 2021   23:20 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona Virus vs Corona SUTET
Oleh: Ervan H. Harun
(Dosen Teknik Elektro)

Saat menulis artikel ini, 5 jam sebelumnya saya membaca berita Eropa Alami Gelombang Baru Covid-19, Beberapa Negara Kembali Lockdown.  "Gelombang baru Covid-19 menyapu seluruh Eropa dan membuat rekor baru di sejumlah negara", demikan disampaikan oleh Ahmad Naufal Dzulfaroh dan Editor: Sari Hardiyanto (Kompas.com. 13/11/2021, 16:50 WIB).

Corona berasal dari Bahasa Latin yang berarti Mahkota. Pemberian nama Corona pada Covid-19 dikarenakan bentuknya menyerupai mahkota dengan ujung-ujungnya berpaku ketika dilihat melalui mikroskop (Edward UP Nainggolan, 2020).

Penggunaan istilah/nama Corona (Korona, cara penulisan dalam Bahasa Indonesia) tidak hanya pada persoalan Virus saja, tetapi juga dalam dunia ketenagalistrikan. Fenomena Corona  adalah hal biasa pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (di atas 500 kV), yang juga menampakkan dirinya seperti mahkota (berupa lingkaran cahaya) disekitar konduktor, atau berupa lingkaran halo, yakni spektrum warna menyerupai pelangi berbentuk lingkaran.

Fenomena Corona pada SUTET (sumber: katigaku.top)
Fenomena Corona pada SUTET (sumber: katigaku.top)

Corona dalam teknik tegangan tinggi selain mengakibatkan rugi-rugi transmisi, juga dapat menimbulkan gangguan berupa inteferensi pada gelombang radio atau gelombang komunikasi. Seperti halnya virus corona, sudah begitu banyak kerugian yang ditimbulkannya, interaksi antar manusia mengalami gangguan, media untuk "berkomunikasi" dengan sang pencipta pun mengalami interferensi.

Salah satu upaya mengurangi efek Corona pada SUTET adalah memperbesar diameter konduktor. Dengan diameter yang lebih besar garis fluks listrik yang berasal dari penghantar tersebut akan lebih berjauhan satu dengan yang lain di permukaan penghantar untuk tegangan yang sama. Ini berarti bahwa dipermukaan penghantar terdapat gradien tegangan yang lebih rendah, sehingga kemungkinan terjadinya ionisasi udara di sekitar penghantar juga lebih kecil. Ionisasi menimbulkan efek buruk yang disebut Corona. 

Diameter penghantar yang besar akan mengurangi gradien tegangan pada permukaan konduktor. Hal ini disebabkan garis gaya magnet disekitar konduktor akan memiliki kerapatan yang lebih renggang dibandingkan dengan konduktor  berdiameter yang lebih kecil. Artinya, semakin kecil diameter konduktor maka garis gaya magnet (jika digambarkan berupa garis singgung lingkaran, penampang melintang konduktor) akan semakin berdekatan satu sama lain.

Barangkali ini juga yg menjadi filosofi "Social Distancing" ataupun "Physical Distancing"
Yakni membuat jarak sosial maupun pembatasan jarak fisik seperti halnya garis gaya magnet yg diusahakan tidak terlalu berdekatan dgn cara memperbesar diameter konduktor.

Diperlukan penelitian yang lebih lanjut, dengan mempelajari cara-cara mengurangi efek Corona pada SUTET untuk kemudian diterapkan pada upaya mengurangi penyebaran Virus Corona. Atau mungkin, penerapan Social Distancing dan Physical Distancing masih menjadi cara yang ampuh dalam menekan penyebaran Virus Corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun