Hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober adalah tonggak utama dalam sejarah pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Sumpah Pemuda lahir dari hasil keputusan kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, keputusan ini menegaskan cita-cita Indonesia sebagai masyarakat yang bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa yang satu, yakni Indonesia. Sudah selayaknya seluruh pemuda di Indonesia tanpa terkecuali pemuda di Gorontalo untuk selalu menjaga semangat sumpah pemuda dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh perwakilan pemuda dari seluruh suku bangsa Indonesia yang ada pada saat itu merupakan perwujudan dari keragaman yang ada di masyarakat Indonesia sebagai satu kesatuan yang menjadi harta bersama dan menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan bermartabat. Keragaman budaya, adat istiadat, hingga potensi yang dimiliki oleh setiap daerah dalam konsep Sumpah Pemuda merupakan milik bersama yang harus terus dijaga keberadaannya. Salah satu keragaman yang ada disetiap daerah adalah potensi pariwisata yang dimilikinya. Walaupun sekilas terlihat sama, tetapi setiap daerah tentunya memiliki kekhasan dan keistimewaan tersendiri yang menjadikannya unik dan berbeda dari daerah lain.
Sebagai harta warisan bersama, maka potensi Pariwisata ini memerlukan usaha-usaha untuk menjaga dan memperkenalkan ke seluruh masyarakat Indonesia melalui berbagai event/kegiatan. Momentum dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda menjadi salah satu momen yang mampu mempromosikan potensi Pariwisata tidak hanya kepada masyarakat Indonesia tetapi juga kepada masyarakat dunia internasional.
Dalam kerangka spirit itulah Wawahe'a Gorontalo Community (WGC) menggelar WAPILI (Wawahe'a Peduli Lingkungan) melalui Aksi "bersih-bersih sampah pantai dan bawah laut"Â dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-93.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Kepala Desa Bongo kecamatan Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo Bapak Bachtiar M Yunus ini mengangkat tema "Dengan semangat Hari Sumpah Pemuda Kita Wujudkan Wisata Bahari Gorontalo yang Bersih dan Ramah Lingkungan". Kegiatan ini juga dihadiri oleh masyarakat desa Bongo, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), dan Mahasiswa KKN Tematik Desa Membangun (UNG) yang berlokasi di desa Bongo yang merupakan salah satu desa dari 50 Desa Wisata terbaik di Indonesia.
"Aksi yang digelar oleh Wawahe'a Gorontalo Community ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan, sekaligus kami ingin mengajak para Pemuda dan Pemudi khususnya di Provinsi Gorontalo untuk menjaga Destinasi Wisata kita menuju Destinasi Wisata yang ramah lingkungan", ungkap Ketua Panitia Abdul Azis Bouti.
Lebih lanjut, sekretaris panitia Dian Novian menyampaikan bahwa: "Jika tempat wisata bersih dan lingkungan bawah lautnya bebas dari sampah maka dengan sendirinya wisatawan akan datang, multiflier effect dari wisata akan sangat kompleks manfaatnya, salah satunya adalah perekonomian masyarakat lokasi wisata".
Pantai Dulanga Desa Bongo ini ternyata memiliki keindahan panorama Bawah Laut berupa karang-karang dan ikan yang cukup indah, namun sayang sekali terdapat banyak sampah di bawah laut sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari pihak-pihak terkait untuk menjaga keberlangsungan keindahan alam ini agar nantinta dapat dinikmati tidak hanya masyarakat Gorontalo tetapi juga masyarakat dunia.