Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Janji Rania

24 Februari 2024   14:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   20:19 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Freepik @drobotdean

Karena sudah dikerubungi tetangga dan tidak ada jalan keluar, maka upah satu minggu dan sedikit simpanan mau tidak mau ia selesaikan juga. Kurir pun pergi. Eddian dan isterinya lalu duduk berdampingan meratapi nasib diri mereka dan ulah anaknya itu.

Sementara kotak HP tergolek di ubin di ruang tamu masih terbungkus rapi tak disentuhnya.

***

Sudah satu minggu Sumi tidak melihat Rania. Jika ditanya pada orang tuanya, Rania sedang kerja. Sementara hadiah HP yang dijanjikan belum ia terima juga.

Di minggu kedua akhir, Sumi baru bisa menjumpai Rania. Dua minggu ini, tutur Rania, ia tinggal di rumah gedongan yang pemiliknya menyetujuinya untuk membantu bapaknya mengecat rumah itu. Selain juga membersihkan halaman dan memberi makan hewan peliharaan.

"Bapak dan ibu tidak marah tapi aku harus ikut membantu supaya bisa mengganti uang bapak. Ini hukuman katanya. Kalau mau ikuti, kalau tidak disuruh pulang kampung ikut nenek. Jadi aku pilih ikuti. "

"Hpnya bagaimana? Kan kamu sudah janji untuk menghadiahiku? "

"Janji harus ditepati. Aku minta waktu ya."

 "Berapa lama ? "

"Satu bulan. Kamu tenang saja. Hpnya masih segel dan belum dibuka. "

Selama menunggu tepati janjinya satu bulan itu Rania tidak bekerja bersama Eddian di rumah gedongan karena sudah selesai. Tapi ia bersama bapaknya diminta seorang teman pemilik rumah gedongan itu untuk memangkas tumbuhan liar di halaman dan pekerjaan yang terkait dengan tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun