Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Berkacamata

20 Januari 2024   06:55 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang pemuda cekatan membantu perempuan sebaya untuk naik ke atas bus. Secara spontan lengannya ia tuntun dengan hati-hati. Tentu ia iba melihat kondisinya yang berjalan menggunakan tongkat dan berkaca mata riben coklat serasi dengan wajahnya.

Ia carikan kursi sepatutnya persis di belakang sopir namun di sampingnya ia biarkan kosong. Ia memilih duduk di bagian kursi sebelah kiri membiarkan perempuan itu sendiri. Perempuan itu menerima bantuannya dengan sedikit bicara dan berucap padanya singkat, "terimakasih."

Sementara lelaki itu cuma tersenyum namun hatinya berbisik, "wajahnya cantik, sayang tidak bisa melihat."

Namun saat bus berjalan, pemuda itu mendengar bunyi handphone perempuan itu. Perempuan itu mengambil hpnya dari dalam tas dan ternyata sebuah pesan yang datang. 

Bunyi pesan itu, "ada lagi cowok ganteng yang Lo kerjain?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun