Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jajanan Pagi

16 Januari 2024   07:39 Diperbarui: 16 Januari 2024   07:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jajanan hangat terbungkus daun pisang
Dibelai semilir angin waktu pagi
Tiap mata menoleh iri
Ingin mencicipi

Penjual menanti
Lempar senyum dari hati
Berpasang mata mengerubungi
Memilih jajanan seraya ramah berbincang

2000 satunya
2000 satunya, katanya
Suaranya parau dan sabar melayani
Balas rasa apa yang  ditanya pembeli

Kemudian sinar pagi datang dan terang
Tiada lagi jajanan yang tersisa dan dijajaki

Ibuku tertawa senang
Aku didekatnya  bahagia
Pinta ibu  pada cucu," mulai besok nenek tidak lagi mengasuhmu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun