Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Orang-orang Pinggiran

27 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 27 Desember 2023   06:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin sebatang sigaret disisakan satu lelaki itu
Disimpan di kantong celana terkoyak
Untuk dibakar esok guna menepis pikiran yang buntu
Tentang  kenyataan hidupnya yang kian terpinggirkan dan  terdesak

Di tempat lain jerit tangis bayi pecah di penghujung hari
Menyusul sang ibu yang berharap sunyi
Mengais lelah mata agar mau terpejam
Seraya doa doa dipanjatkan untuk sebotol susu agar bayinya diam

Sementara itu hari ini mentari datang benderang
Mengetuk keresahan setiap orang
Sinarnya adil membagi
Membuat bayangan bagi siapapun tiada
 henti


Namun di sudut emperan pertokoan
Tampak sebatang sigaret sisa kemarin lelaki itu mulai dinyalakan
Berharap embusan dari asap tembakau itu melonggarkan resahnya
Namun justru yang datang menyapa sekelebat bayangan hutang

Jantung hatinya kembali terusik lalu tiba-tiba menjadi  garang
Tenggelam kemudian ia di lautan kejahatan yang diciptakan


Seorang ibu kini  taklagi mendambakan sepi
Sang buah hatinya telah pergi
Diiringi pilu yang menusuk kalbu
Sebab disekitarnya tiada yang membantu
Ia pun kecewa dan marah lalu menertawai

Kemarin dan hari ini tampak orang-orang terperangkap oleh sulitnya mengubah keadaan
Entah hari esok
Mungkin saja semakin banyak orang yang terseok-seok
Sebab mentari hanya sebatas datang untuk menyinari bukan memberi
....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun