Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Coretan di Dinding

23 Januari 2023   21:38 Diperbarui: 23 Januari 2023   21:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang ibu mulanya hanya memandang saja. Coretan buah tangan nan mungil di dinding kamar. Tapi tak lama kemudian, disapunya coretan itu dengan lemah oleh ujung telunjuknya. Lalu ia gerakan seperti menulis meneruskan sisa kata yang belum selesai.

Tapi tidak menyerupai gerak untuk menuliskan huruf atau membentuk gambar. Ujung telunjuknya tampak gemetar. Sesaat ia tertunduk, lalu terisak, disusul air matanya tumpah, basahi wajahnya tanpa meratap.

Ia tatap kembali coretan itu. "Aku sayang ayah, dan .. ."

Segera ia ambil spidol biru. Ia gores perlahan dan membentuk huruf agar serupa bentuk tulisannya. Sekuatnya ia lakukan.

"mama."

Seraya terisak ia berucap lirih,"mama sudah lengkapi tulisanmu, Nak."

Seiring dengan usainya tulisan itu mendadak angin datang dan masuk melalui jendela kamar seperti mengabarkan.

"Terima kasih Ma. Nda sudah bahagia di surga."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun