Suatu siang di tengah waktu istirahat, para pekerja mulai menyingkir. Mereka satu persatu mengambil bungkusan nasi dari daun jati yang sudah disiapkan warga untuk disantapnya.
Mandor Bagja menuju salah satu sisi tiang pancang. Ia ingin memastikan pondasi dan tiang jembatan sudah terpasang aman seraya duduk bersila di dekatnya.
Sebungkus nasi dan lauk pauk ia santap lahap, sesekali didorong dengan air minum. Seorang tukang yang berumur senior dan mahir memainkan benda tajam, bernama Rewang mendatanginya. Ia tangan kanan mandor yang setia. Juga turut menikmati makanan yang dibawanya untuk menemani mandor.
"Satu minggu lagi jembatan selesai, pak,"katanya membuka percakapan.
"Semoga saja tiada halangan."
"Tapi tumbal belum ditanam,"bisik Rewang pelan.
"Memangnya sudah sedia?"
"Sudah."
"Berapa?"
"Satu."
Wajah keduanya tampak tenang sekaligus senang. Mandor mengingatkan agar tumbal dijaga sampai waktunya ditanam.