Pak Ud membenarkan apa yang kemudian aku tanyakan. Hanya ia dengan tegas tidak mengetahui pasti kapan transaksi jual beli itu dilakukan.
Aku pun percaya dan tidak melanjutkan lagi bertanya sembari meminta pada dua orang tamu ini untuk janji waktu satu minggu lagi.
Mereka juga tidak keberatan, dan pergi kemudian meninggalkan kami, aku dan pak Ud.
"Bapak benar jual kebun jati itu?"tanyaku lagi pada pak Ud, sebagai orang yang dipercaya bapak, dan dekat dengannya.
"Kalau soal benar atau tidak, bapak bilang bagaimana?"balasnya justru bertanya balik.
"Pengakuan bapak seperti itu saat ia bercerita tentang kebun jati."
"Berapa nilainya?"
"Sangat besar, tapi anehnya bapak tidak cerita soal harga dan uang yang pernah diterima sebagian dari kedua orang itu tadi. Bapak hanya bilang kebun sudah dijual."
Pak Ud hening sejenak barangkali bakal mengetahui kira-kira transaksi jual beli ini memang benar-benar adanya.
Karena sejak menghitung hasil penjualan ikan ditambaknya yang tidak seberapa luas, juga ayam telur beberapa ekor tempo hari seringkali salah. Sehingga bukan keuntungan yang didapat tapi malah rugi.
Pak Ud menurutnya sudah mengingatkan, tapi bapak menganggap itu sudah benar hitungannya. Sampa-sampai sempat pula bersitegang.