Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Hati

8 Desember 2022   19:55 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika lelah kau sering terlihat menyendiri di bangku teras rumahmu

Malam hening dengan sinar bulan dan bintang-bintang selalu jadi teman yang menenangkan. 

Kau biarkan dua anak kecilmu bermain di ruang tamu, sementara istri sedang membaca buku. 

Sekali-kali kau intip mereka dengan senyum dari balik kaca yang bergorden putih. Seputih hatimu juga istri dan anakmu. 

Suatu malam kau petik gitar senandungkan lagu yang tercipta tentang kebahagiaan keluargamu.

Istri dan anakmu terdiam kala mendengar kau menyanyikan lagu tentang mereka. 

Tentang hari-hari yang mengusik hati untuk selalu cepat pulang ke rumah.

Mereka mendengar syahdu suara hatimu
Mereka lalu datang memelukmu
Sebuah lagu tercipta oleh kecintaanmu terhadap keluarga kecilmu


Sementara senandung lagumu itu telah mewakili pula suasana hatiku

Dalam diam itu pula, aku peluk suami dan anakku

Terimakasih lelaki tetanggaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun