Dua orang itu lurus berjalan lalu turun  tangga gedung pengadilan
Pengadilan dan seisinya yang kelak bakal diadili di masa akhir nanti
Gedung itu megah
Dinding sampai atap terukir pesan-pesan dari langit
Di sini tempat orang-orang mencari keadilan
Satu orang itu sangat ingin mengangkangi pesan-pesan dari langit itu
Ia sembunyikan kemudian sesuatu yang bukan haknya
Ah ia tenang
Prestasi itu sudah ia genggam
Kelak akan menjadi kenangan indah nantinya
Akan bercerita ke sana ke sini tentang prestasi yang prestise tersebut
Â
Satu orang mengembalikan yang bukan haknya
Satu orang diam-diam berlagak pilon dan senang di hati untuk keinginannya mencuri sedikit lagi tercapai
Tapi
Hei! Mana barangnya?Kembalikan!
Satu orang itu berteriak dan serasa mencabik-cabik jantung hati orang yang satunya hingga takbisa berkilah lagi
Keinginan orang itu untuk mencuri di sini gagal total
Satu orang itu malu, marah, dan berteriak kencang bathinnya membahana di sekitar situ
Katanya,"sedangkan untuk barang yang tidak berharga saja kau Tuhan, masih tidak ingin aku mencuri."
Dari satu orang ini telah Engkau kirim utusan untuk menegurnya
Dari satu orang ini pula telah kauhadirkan dan ajarkan untuk lebih dekat kepada-Mu
Keinginan untuk mencuri tidak menjadi kenyataan
Keinginan hanyalah sebatas keinginan meski peluang itu sudah dalam genggaman
Sejatinya satu orang itu telah terhindar berkat doa-doa yang dipanjatkannya
Satu orang itu lagi bukan tidak mungkin jelmaan malaikat di saat itu yang dibungkus jasad kasar namun menyembunyikan kelembutan
Pelajaran hari ini tentang keinginan untuk mencuri ditelan senja yang tersenyum indah
Entah pelajaran dan keinginan apa lagi yang bakal datang dan menggoda dari gedung pengadilan itu
Satu orang terus bertanya-tanya
Sebab tidak ingin berselimut sutera dalam kelam diri yang dihiasi dosa
Meskipun Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun, dan Pemaaf
Satu orang kepada  satu orang lagi katakan dalam bathinnya, "terima kasih, hari ini tidak jadi mencuri!"