"Tapi nanti tidak dibayar kontan ya Nek. Dibayar dulu uang mukanya, kemudian kita ke notaris untuk membuat perjanjian jual beli, sekaligus  kapan waktu pelunasannya."
"Terserah Mielont saja bagaimana baiknya."
Mielont senang, juga asistennya. Nenek, dan kakek sudah menyerahkan sepenuhnya dengan bijaksana agar pembelian rumah ini diatur saja menurut yang terbaik yang bisa dilakukan olehnya.
"Ngomong-ngomong nenek tinggal berdua saja. Anak-anak kemana?"
"Itulah Nak, kami tidak punya anak. Makanya datangnya Mielont dengan niat baik untuk membeli rumah, nenek senang. Malah sudah ingin menganggap  kamu sebagai anak."
Mielont tersipu, dan sembah tangan di hadapan nenek, dan kakek takzim. Melihat itu, bathin nenek, dan kakek jadi terharu.
"Semoga rumah ini kelak ditinggali oleh Mielont, dan keluarga."
"Semoga saja, Nek."
***
Tapi naas. Mielont sungguh piawai. Saat proses transaksi itu, entah bagaimana caranya, meski baru membayar DP saja, beberapa lama kemudian rumah itu sertifikatnya sudah di balik nama atasnya.
Nenek, tidak tahu berkas apa saja yang telah ia tandatangani. Sebab ia menyerahkan sepenuhnya pada Mielont untuk proses jual beli ini. Ia hanya tahu uang DP sudah diterima lewat transfer sebagaimana yang dijanjikan Mielont.