"Tidak rugi apa Wan, jual kok ada bonusnya?"kata ibu-ibu bertanya-tanya seraya mengelilinginya.
"Tidak. Ini sekalian berbuat baik,"jawab Suleman enteng.
Di hari itu ludes sudah. Ia senang, dan menambah stocknya kemudian untuk dijual lagi. Padahal sisa waktu  praktis tinggal dua hari lagi. Tapi ia sudah putuskan, tanggung. Satu hari saja besok ia tunaikan.
***
Maka esoknya ia keliling ke kekampung lain. Sebagaimana prediksinya, hari ini tandas pula. Namun di antara para pembeli yang mengelilingi itu, ada seorang ibu yang sedang bertamu di kampung ini untuk menemui familinya menegurnya. Ibu-ibu lain pun ada di di dekatnya.
"Dagang sih dagang. Jangan nipu dong. Pake bonus segala. Itu daster pada luntur pas dicuci. Mentang-mentang jual murah, seenaknya aja."
"Luntur bagaimana?Ini ada tulisan arabnya. Bisa baca tidak?Yang nipu siapa?"
"Baca bagaimana. Itu kan huruf arab gundul. Coba tolong dibacain."
"Ini ya. Saya kan dari arab. Ibu-ibu asal sini. Â Kalo baca huruf arab dari mana mulanya?"
"Ya sebelah kanan. Semua orang juga tahu."
"Kalo orang sini dari mana biasa bacanya."