Tidak akan pernah engkau aku biarkan menari-nari di atas rerumputan yang kering di bawah cahaya panas mentari. Sementara orang-orang berpayung di kala hujan yang jatuh membasahi tempatnya berpijak. Engkau juga tidak akan aku lepaskan untuk berlari dan mengejar bayangan diri di sela ilalang yang tumbuh berduri. Sementara orang-orang berselimut di kala udara sejuk menemani malamnya.
Aku masih memiliki harapan meski nyala lilin pelan-pelan memudar, dan meleleh. Namun rasanya masih ada asa yang belum padam. Tetaplah ada di sampingku agar kenyataan dan harapan bisa disikapi dengan bijak. Dengan begitu hidup yang dijalani tiada lagi dibebani oleh rasa putus asa. Cita-cita bisa mengalahkan halangan, dan impian tersimpan aman di balik spirit untuk memperjuangkan.
Cinta menjadi suatu bukti kekuatan untuk menapaki jalan yang tiada ujungnya. Aku berharap, dan engkau tidak perlu meminta, jalani hidup apa adanya tanpa hadirnya keluh kesah. Setidaknya pendekatan matematis tidak lagi jadi patokan, tapi aksi sosiologis dan psikologis segera dikembangkan. Karena tanda-tanda dan gejala melambungnya harga sembako kemungkinan sudah di pelupuk mata. Bersabarlah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI