"Siapa mereka?"Pikirku.
Mereka juga segera meninggalkan outlet itu dengan bungkusan gawai yang diterima oleh anak gadis tersebut. Aku sempat terpaku tak ingin mengikuti. Namun didorong rasa ingin tahu, aku ikuti juga kata hati ini.
Mereka di parkir sekarang. Mobilku digunakan ibu rupanya. Mereka bertiga masuk, dan lelaki itu kemudian yang berada di belakang kemudi. Mereka pergi berlalu, dan aku termangu sendiri penuh tanya.
*** Â Â
Setelah beberapa waktu lamanya, aku sempatkan bertanya pada bapak, dan berbincang lagi seperti biasa. Kali ini beda. Bapak berbincang panjang. Tentang aku, ibu, bapak, dan lelaki, serta gadis yang pernah aku temui. Bapak mengisahkan itu semua. Aku sangat terkejut, dan syok mengetahuinya. Sekian puluh tahun ia pendam rahasia ini akhirnya terkuak juga.
Mereka, kata bapak, suami, dan anaknya yang aku temui di mal itu. Ibu adalah ibu tiriku. Aku anak adopsi dari panti asuhan sejak umur satu tahun. Ibu, istrinya bapak adalah istri keduanya. Â Ibu ini yang mengasuh, dan membesarkan aku sejak dulu. Istri bapak yang pertama telah meninggal dunia satu tahun setelah aku diangkat sebagai anak mereka. Dua tahun berikutnya baru aku diasuh oleh istri bapak yang kedua yang menjadi ibu tiriku ini.
Jadi aku mengerti sekarang alasan mengapa ibu memperlakukanku semacam ini. Aku tidak menyebut seperti kuda tunggangannya untuk menghidupi mereka. Tapi ini kenyataan yang tidak bisa ditolak untuk sekarang. Entah nanti.
***
"Sampai sekarangpun bapak belum mengetahui siapa kedua orangtuamu yang sebenarnya,"kata bapak seraya menganyam ingatannya padaku tentang asal usulku.
Sebaliknya aku bertanya pula dalam hati. Apa alasannya bapak hingga mau menjadi suami kedua dari ibu tiriku sekian puluh tahun lamanya?
Sekarang aku merasa asing akhirnya berada di antara mereka semua.