Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Sekadar Perselingkuhan di Kantor

13 September 2020   17:13 Diperbarui: 14 September 2020   07:16 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mestinya tiga tahun menjalani hidup bersama itu sedang megah-megahnya. Namun usia pernikahan ini tidak sebagaimana kisah di sinetron atau film murahan yang kental nuansa kasih dan romantiknya.

Pernikahan kami hambar, dan kering. Cendrung bosan serta monotan. Tak ada gairah sebagaimana sebelumnya.

Padahal masa perkenalan kami terbilang cukup lama. Dua tahun. Artinya dua tahun masa penjajagan, dan tiga  tahun kemudian masa perjalanan hidup secara bersama. Namun justru di tahun ketiga ini terasa ada sesuatu yang hilang. Entah apa.

Aku acapkali diskusi dengan dia, suamiku. Tentang segalanya. Apalagi rencana program memiliki anak sudah ditunaikan. Sebagaimana kesepakatan kami berdua. Program itu pun telah kami tekuni sesuai saran ahlinya.

Kendati kami habiskan waktu di ranjang untuk merespon program itu tetap saja dingin, dan tak bergairah. Aku lelah, suami juga demikian. Bahkan kami  secara terbuka mencari tahu hal tersembunyi dari hati ke hati.  

Kami tidak berdalih, dan  merasakan tidak ada yang perlu disembunyikan. Kami mengakui hal ini sungguh-sungguh. Satu sama lain.

Begitulah adanya.

Sebagai perempuan pekerja kantoran  aku terbilang cukup disegani.  Posisi yang aku punyai memudahkan untuk melakukan aktivitas rutin yang merepotkan, sekaligus melelahkan.

Namun Jim selalu bisa menghibur di kala aku mengalami hal demikian.

Sejak sebelum berumahtangga hingga kini Jim sebagai anak buahku selalu mengisi hari-hari. Ia tidak lebih rupawan dari suamiku.

Tapi entah kenapa dengan dia aku merasa bergairah. Gairah dan hasrat itu tumbuh sejak lama. Dan, sore itu di ruang kerjaku, aku tak bisa lagi menahan apa yang aku inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun