Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selintas Bajang

30 Agustus 2020   07:33 Diperbarui: 6 September 2020   10:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Moesibah datang tiada jang bisa elakan. Doeloe soewaminja ketjelakaan, sekarang isterinja poen mengalami."

"Ja, padahal mereka soewami isteri jang beloem dikaroeniai anak."

Dari pekoeboeran jang semoela ramai, hening kembali. Orang-orang kembali kepada tudjuan jang soedah digariskan. Garis kehidoepan mereka teroes berlandjoet. Sementara akoe, dan dia diam menetap disini sebagai djasad. Entah dimana roeh kami berada?

Akoe mati rasanja seperti mimpi.

Tabik!

*Sekadar cerita dengan ejaan dulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun