Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara-suara Kebencian

19 Juni 2020   01:17 Diperbarui: 19 Juni 2020   12:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebah induk yang disebut ratu lebah, seukuran dua kali dari lebah biasa tengah mencari sarangnya. Ia putar kiri, putar kanan, naik ke atas nyaris di dekat bunga air mata pengantin, namun tak juga ditemukan. 

Sementara serombongan lebah lainnya  yang berukuran biasa, bahkan kecil seukuran kacang polong juga beredar di dekatnya. Mereka seperti kebingungan hendak kembali ke sarang yang menjadi tujuan akhir dari pencarian pangan hidup mereka.

Ratu lebah dan anak buahnya boleh dibilang ,seperti terjebak dalam situasi maju kena mundur kena. Jika maju, mereka tak pasti tau di mana sarangnya berada. Bila mundur pun demikian kemana arah terbang didaratkan. Yang ada di insting mereka selama ini adalah sarang berada di dekat kolam ikan mini, berupa kotak-kotak valet buatan manusia. Yakni beberapa buah kotak saja, yang terdiri dari satu kotak seukuran kotak isi telur, dan 10 buah kotak ukuran box sepatu berderet di sekitar situ.

Mereka terus berputar, seolah paham bahwa mereka tidak jauh dengan sarangnya. Konon lebah piaraan hanya mampu terbang dalam radius 100 meter dan tidak menyengat, dan ini biasa disebut lebah dengan madu klanceng yang banyak khasiatnya, setelah itu akan kembali lagi. Tapi lebah yang mampu menyengat bisa lebih jauh dari itu terbangnya

Selama beberapa menit saja mereka beterbangan, dan untungnya di sekitar kolam tidak hanya bunga air mata pengantin, tapi juga bunga pukul 10, sehingga mereka bisa bolak balik di sini saja. Dan seolah tidak risau dengan ketiadaan sarangnya. 

Namun begitu, dengung mereka setidaknya cukup menimbulkan kepanikan bagi orang di sekitarnya. Orang atau tetangga yang mengira lebah yang ratusan jumlahnya itu akan menyerang ke arah kediaman mereka.

Untungnya dengung suara lebah tidak berlangsung lama, ketika seorang perempuan setengah tua berkerudung hijau mulai menata kembali sarang mereka. Dan, dalam hitungan detik lebah mendarat di situ dengan cepat. Keadaan pun tenang kembali.

Lebah seakan tau perempuan ini majikannya. Dan, mereka seperti makhluk umum lainnya yang bila dipelihara dengan baik akan merespon dengan sangat baik. Sebagaimana beberapa kucing yang mengikuti tiap langkahnya di sekitar sarang tersebut. Kucing-kucing dari beberapa ras ini juga sudah sangat akrab tampaknya, dan tidak merasa asing. 

Mereka meliuk, memutar, dan sekali-kali menjilat ujung kaki perempuan ini yang putih berkilau diterpa sinar mentari. Apalagi jika pangan yang dibutuhkan mereka diberi sesuai dengan keinginannya.

Itu terlihat manakala jemarinya menggenggam makanan dari plastik yang diambilnya yang ia beli di toko penjual makanan hewan. Kumpulan kucing itu seketika terhimpun rapi mengelilingi wadahnya. Mereka tidak dikomando namun mengerti saatnya makan. Dan, kucing-kucing itu ditinggalkan akhirnya. 

Perempuan separuh tua berhidung bangir, berkacamata minus, serta tinggi semampai ini berputar keluar ke halaman rumah menuju deretan burung aneka jenis yang menggantung di beberapa tiang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun