"Reuni, kumpul-kumpul aja. Cuma berlima kok," jawab Cecep seraya menyebutkan tiga nama lain dan meminta Oca untuk mengingatkan suaminya, kemudian ia pamit menuju restoran itu.
Satu jam kemudian Anwar tiba di rumah, lesu. Bayarannya untuk hari ini ditunda oleh mandornya sampai dua hari mendatang. Itu artinya ia tidak bawa uang sama sekali untuk hari ini ke rumah. Di rumah, Oca mengabarkan ia disuruh Cecep untuk datang ke restoran, sembari menyebutkan alamatnya, dan juga nama teman lainnya. Â Anwar terlihat semangat dan antusias begitu nama-nama itu disebutkan.
"Ini baru rezeki," katanya pada Oca.
Tidak berlama-lama lagi, Ia segera meluncur ke alamat yang diberikan. Benar saja di sana sudah berkumpul empat orang karibnya. Ia melangkah cepat ke arah meja di mana mereka berada. Saling sapa dan jabat tangan erat pun mereka lakukan. Omongan ngalor ngidul ditunaikan. Makanan yang jarang ditemui di rumah dilahapnya. Malah tanpa sungkan ia minta pada karibnya Haji Kule untuk supaya dibungkus makanan ini untuk  di rumah.
"Le, gue minta bungkusin ini makanan ye, buat bini, anak, sama cucu gue. Mantu sih gak usah," pinta Anwar .
"Lu bungkus, bang. Itu juga yang laen sekalian dibungkus ye. Asik aje," balasnya cepat.
Cuma dua jam mereka semua berada di restoran itu. Rasanya waktu begitu cepat untuk kumpul-kumpul kecil semacam ini. Tiada batas di antara mereka yang dulu sebagai sahabat karib masa di sekolah.Â
Meski sudah mulai tua, namun persahabatan tak susut oleh usia. Karena sangat karibnya mereka, yang mampu tak segan untuk sekadar memberikan uang jajan pada teman yang dirasa perlu dibantu. Cecep, Anwar dan dua teman lainnya pun mendulang itu. Rp400 ribu masing-masing lumayan besar mereka kantongi, seraya Haji Kule bilang untuk saling mendoakan supaya sehat semua. Mereka pun mengamini,sekaligus menuntaskan reuni kecil ini.
Mereka pun berpamitan satu sama lain. Hanya Anwar dan Cecep yang sengaja tetap berada di meja makan itu. Sementara tiga sahabat lainnya sudah meninggalkan tempat.
Kata Anwar pada Cecep, "lu kenape gak bareng pulang sama anak-anak itu?"
"Nah, lu sendiri ngapaian belakangan?"