Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "belajar adalah berusaha memeperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkat laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman". Dengan adanya belajar, akan ada perubahan pengetahuan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan orang yang telah banyak belajar sering disebut dengan sebutan terpelajar. Namun, ada hal yang perlu diubah dari mindset masyarakat bahwasannya belajar tidak hanya melalui proses formal di bangku sekolah atau kuliah.
Belajar yang perlu ditingkatkan adalah proses belajar yang bebas dan merdeka sesuai dengan masa kehidupan yang dilalui masing-masing orang. Belajar juga bukan hanya duduk mendengarkan kemudian ujian dan lulus sekolah, belajar yang sesungguhnya adalah proses yang dijalani setiap orang pada setiap step kehidupannya mulai dari lahir sampai dengan meninggal. Inilah yang sering disebut dengan Belajar Sepanjang Hayat (Life Long Education).
Ada beberapa definisi Belajar Sepanjang Hayat. Menurut Atsushi Makino dalam Sista dkk (2018) menjelaskan pendidikan sepanjang hayat merupakan dasar bagi usaha membangun, merawat, serta mengembangkan program-program dan kesempatan belajar sepanjang kehidupan manusia. Selanjutnya menurut pendapat Komar (2006), pendidikan sepanjang hayat merupakan upaya setiap orang yang dilakukan konsisten dengan tujuan membekali diri melalui pendidikan. Itu berarti seseorang secara terus-menerus mengisi setiap kesempatan dengan belajar dari berbagai sumber yang ada.
Dari definisi tersebut,kita dapat memahami bahwa belajar itu terus-menerus, fleksibel, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Jadi jika ada orang yang minim ilmu itu bukan karena orang tersebut tidak terpelajar, melainkan karena orang tersebut tidak belajar. bisa jadi banyak hal yang dilalui orang tersebut, banyak orang di sekitar yang berpengalaman, namun orang tersebut tidak mengambil pembelajaran yang ada disekitar atau bahkan tidak belajar dari pengalaman atau kesalahan yang pernah dialaminya sendiri. Bahkan ada quote yang mengatakan bahwa "orang pintar belajar dari pengalaman sendiri, sedangkan orang yang bijak justru belajar dari pengalaman orang lain". Maknanya adalah setiap orang dapat belajar dari berbagai sumber, yaitu dari diri sendiri maupun orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pembatasan dalam hal belajar. Ketika setiap orang mengimplementasikan merdeka belajar, maka tingkat pengetahuan dan kecerdasan seseorang dalam suatu daerah atau populasi tertentu dapat meningkat drastis. Ketika setiap orang memiliki tingkat pengetahuan dan kecerdasan yang sama, tentunya akan lebih mudah untuk menyamakan persepsi dan membangun suatu negara. Hal ini juga akan berdampak dalam minimalisir konflik, keberhasilan penerapan strategi, efesiensi, dan kesejahteraan negara. Dalam jangka panjang kemungkinan tidak akan ada kemiskinan ekstrem, tidak akan ada kekurangan pelayanan kesehatan, tidak akan ada kasus stunting, tidak akan ada kasus anak putus sekolah, tidak akan ada kasus daerah miskin dan terpencil, tidak akan ada kasus balita gizi buruk, tidak akan ada kasus-kasus lain yang selama ini menjadi beban berat pemerintah.
Maka dari itu kita sebagai manusia yang berkesadaran, mari kita terus belajar dari hal apapun disekitar kita, belajar dari hal-hal yang selalu kita jumpai sehari-hari, belajar dari oarang-orang hebat, belajar dari keberhasilan maupun kegagalan orang lain, belajar untuk tidak mudah putus ada, belajar untuk selalu berbagi pengetahuan kepada orang lain, belajar untuk saling memberikan kebermanfaatan, belajar untuk terus ingin menambah ilmu, belajar untuk terus membuat inovasi-inovasi baru, belajar untuk terus semangat dan bersyukur, belajar tanpa mengenal usia, belajar dengan rasa senang dan merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H