LATAR BELAKANG
Layar membuka dunia, yaitu membentangkan segala kemungkinan melihat citra dunia, yang sebelumnya berjarak dan tak terjangkau, tak terpikirkan, tak diketahui, tak terbayangkan, atau tak dibolehkan secara sosial. (Piliang, 2008: 280). Internet dewasa ini bukan lagi hanya sekedar media, namun sudah menjadi gaya hidup bahkan sudah masuk dalam kebutuhan primer manusia. Segala jenis informasi bisa kita dapatkan di internet dengan mudah dan bebas. Bisa dikatakan, internet sudah menjadi dunia kedua bagi setiap manusia.Â
Jika dalam dunia nyata seseorang menjadi pekerja kantoran, lain halnya di internet bisa saja dia menjadi seorang pelawak, pemusik, penulis, dan sebagainya, bahkan ada pula yang benar-benar menjadikan internet sebagai ladang mata pencahariannya. Dalam internet sendiri ada banyak layanan situs yang dapat dikunjungi dan digunakan oleh warganet, salah satunya media sosial Instagram. Instagram sendiri merupakan media pada internet yang digunakan warganet sebagai tempat interaksi dengan cara membagikan gambar, video, dan keterangannya. Warganet bisa membagikan setiap momen dalam kehidupannya untuk dilihat oleh pengikutnya (followers), menyukai, dan mengomentari momen lain yang ada di situs tersebut. Saking mudahnya karena dapat diakses lewat ponsel pintar (smartphone), maka informasi apapun akhirnya dengan sangat mudah tersebar melalui Instagram.
Instagram yang semula hanya sebagai album foto, kini sudah menjadi media sosial yang besar dengan berbagai interaksi serta pengguna yang sangat banyak. Saking mudahnya diakses dan digunakan, fitur yang disediakan dalam instagram pun semakin beragam, penggunanya pun semakin hari semakin banyak, maka munculah gaya hidup baru untuk menunjukan apapun di Instagram, baik itu kelebihan, kekurangan, dan sebagainya. Karena adanya kebebasan untuk menunjukan segala hal di Instagram, maka banyak terjadi fenomena pamer yang tidak pantas untuk ditunjukan. Tidak jarang pula fenomena tersebut justru menjadi viral. Saking banyak dan menjadi kebiasaan, timbulah masalah lain yang bermula dari sekedar pamer, berakhir masalah pidana, bahkan gangguan psikologis, dan sebagainya.
ANALISIS
1. Fitur di Instagram dan Gaya Hidup Pamer
Teknologi (layar elektronik) bukan hanya sekedar ekspresi hasrat, tetapi malah memproduksi hasrat, karena kebutuhan dan keperluan tidak berujung pada pemenuhan hasrat justru memproduksi hasrat baru. Layar elektronik adalah mesin hasrat. (Piliang, 2008: 352). Instagram yang semula hanya dapat membagikan foto, kemudian berkembang bisa membagikan video, yang dilengkapi fitur tagar (hashtag) dan fitur menandai teman (tag friend) pada foto. Fitur video pun yang semula hanya 15 detik kemudia bisa membagikan video dengan durasi satu menit, bahkan pengguna Instagram sekarang ini dapat membagikan 10 foto dan video secara langsung dalam satu postingan. Kemudian berkembang lagi dengan adanya fitur eksplor yang disusun berdasarkan konten yang dilike oleh follower dan following kita. Tidak sampai di situ, fitur eksplor berkembang lagi berdasarkan konten yang paling banyak disukai, ditonton, dan dikomentari.Â
Sekitar satu tahun terakhir, Instagram memperkenalkan fitur Insta-Story, di mana fitur tersebut didahului oleh aplikasi Snapchat. Dalam fitur tersebut, pengguna dapat membagikan video dan foto kegiatan yang saat itu sedang dilakukan. Insta-Story memberikan durasi 24 jam setiap postingan, untuk kemudian hilang. Namun sekarang, lagi-lagi Instagram mengembangkan fitur Insta-Storynya dengan menambahkan fitur highlightuntuk kemudian menyimpan storylebih dari 24 jam, dan akan terpampang di profil pengguna. Fitur Insta-Story sekarang ini merupakan fitur di Instagram yang paling populer digunakan.Â
Dalam Insta-Story sendiri, terdapat fitur filter, voteatau polling, tagar, dan tandai teman. Konten yang dibagikan di Insta-Story bermacam-macam, mulai dari kegiatan yang sedang dilakukan pengguna, foto-foto lawas, hingga beriklan. Instagram pun semakin gencar mengembangkan fitur Insta-Storynya. Tidak sedikit aksi pamer juga dilakukan di Insta-Story.
Selain fitur Insta-Story, fitur dasar Instagram, yakni fitur berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mendapatkan likesdan komentar juga tetap menjadi fitur favorit pengguna instagram. Sekitar satu hingga dua tahun kebelakang ini, Instagram memberikan fitur "mematikan kolom komentar", di mana pengguna dapat menon-aktifkan kolom komentar pada konten yang mereka bagikan.Â
Banyaknya khasus bullying,komentar tidak pantas, hoax,dan iklan-iklan online shop yang dinilai spamakhirnya dimunculkanlah fitur ini oleh Instagram. Adanya fitur ini dinilai justru pengguna akhirnya semakin bebas dan gencar dalam menjalankan aksi pamernya, apalagi dilengkapi tagar seperti "bahagia hak gue" atau "hatters gonna hate", dan semacamnya. Salah satu aksi pamer yang kami nilai terlampau berlebihan adalah postingan salah dua dari artis muda di Indonesia di bawah.