Mohon tunggu...
Erson Bani
Erson Bani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis buku "Lara Jasad" (2023), "Melayat Mimpi" (2023), Senandika dari Ujung Negeri: Kumpulan Opini dan Esai tentang Pendidikan, Sosial, Budaya, dan Agama (2024)

Hanya ingin mengabadikan kisah lewat aksara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persyaratan Good Looking Jadi Penentu Keterlibatan di Kampus

14 November 2022   11:09 Diperbarui: 14 November 2022   11:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lika liku dunia kampus masih terus berlanjut. Beberapa bulan lalu, isu plagiat yang dilakukan oleh para pendidik maupun peserta didik ramai dibicarakan. Kasus pelecehan seksual dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswi turut menambah daftar sisi gelap dunia kampus. Meskipun peristiwa ini tidak terjadi di semua universitas, namun ini perlu mendapatkan perhatian yang serius. Selain itu, masih ada juga berbagai tindakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan di kampus. Salah satunya, persyaratan yang tidak masuk akal dalam berbagai kegiatan kampus.

Baru-baru ini, ada tulisan yang mengudang pertanyaan tentang persyaratan menjadi Student Staf Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di salah satu universitas. Ada satu persyaratan yang menarik di sana. Dituliskan bahwa untuk menjadi Student Staf Promosi PMB harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Beberapa kriteria tersebut yakni berstatus sebagai mahasiswa aktif, mempunyai informasi yang luas tentang kampus, berkepribadian yang baik, berpenampilan menarik (good looking) dan dapat bekerja sama dalam tim. Entah disengaja atau tidak, persyaratan aneh muncul di sana. Tepatnya pada poin keempat. Good looking.

Persyaratan good looking dalam dunia kerja memang sudah tidak asing lagi. Ada beberapa institusi atau perusahan yang mencantumkan persyaratan good looking. Apalagi perusahaan yang berkaitan dengan marketing. Tujuannya, mungkin ingin memikat pembeli. Bentuk tubuh yang ideal, paras yang cantik, dan suara yang lantang saat ini memiliki nilai jual yang tinggi. Entah tidak tahu pemikiran seperti ini munculnya dari mana. Ini adalah realita dunia kerja saat ini. Jadi, wajar saja jika sebuah perusahaan menetapkan persyaratan ini karena mereka ingin mendapatkan keuntungan. Lalu bagaimana dengan dunia kampus, yang diterdiri dari kumpulan orang-orang terdidik (civitas academica). Apa yang ingin ditawarkan kepada mahasiswa baru dari kehadiran para mahasiswa yang good looking di hadapan mereka?

Lembaga pendidikan sejatinya menjadi wadah terjadinya proses memanusiakan manusia. Proses ini tidak hanya secara intelektual tetapi juga karakter. Bagaimana proses ini bisa terjadi jika bentuk tubuh menjadi persyaratan dalam dinamika pendidikan. Tubuh yang sejatinya dihormati sebagai anugerah dari Sang Pencipta justru mendapat 'penolakkan' dalam dunia kampus. Apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang terlahir sebagai pribadi yang tidak good looking? Apakah salah mereka terlahir seperti itu? Itu adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana dengan mereka yang mempunyai kecakapan dalam pengetahuan dan berbudi namun mempunyai kekuarangan dalam bentuk tubuh? Apakah mereka tidak diperbolehkan untuk mengisi kegiatan kampus sebagai Student Staf Promosi PMB? Mahasiswa terdidik yang seharusnya tahu tentang berharganya tubuh tidak semestinya mencantumkan good looking sebagai persyaratan dalam salah satu kegiataan kampus. Kampus bukan hanya milik mereka yang good looking tetapi semua orang bisa berada di sana sejauh ia telah memenuhi kewajibannya sebagai mahasiswa. Pencantuman persyaratan good looking pada kegiatan kampus adalah sebuah keberanian yang tidak sepatutnya ditunjukkan kepada publik.

Apakah ini termasuk diskriminasi? Semoga saja pernyataan ini salah. Semoga saja tindakan seperti ini tidak termasuk dalam tindakan diskriminasi bentuk tubuh. Mengapa sempat berpikir ini adalah tindakan diskriminasi? Coba cermati pernyataan persyaratan. Berpenampilan menarik (good looking). Secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa, yang tidak good looking tidak perlu ikut dalam kegiatan ini. Bukankah ini diskriminasi? Semoga lekas pulih nalar sehat kaum terpelajar dunia kampus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun