Landasan ontologi tentang apa yang ingin diketahui dan berkaitan dengan teori-teori yang ada serta landasan epistemologi yaitu tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan berkaitan dengan berbagai metode dan rumus-rumus juga penting, namun bukan yang terpenting.
 Tantangan abad 21 lebih menitikberatkan pada apa yang bisa kita lakukan dengan ilmu yang kita peroleh, bukan lagi pada definisi-definisi ilmu pengetahuan tersebut, teori-teori yang ada, metode dan rumus-rumus.
Pengalaman belajar yang didapat,  diharapkan mampu mengolah daya nalar anak untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya kelak. Iilmu yang didapat seyogyanya juga bermanfaat dan  dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman belajar yang dapat mengolah kecerdasan bisa dikembangkan dengan mengasah kreativitas siswa melalui  berbagai proyek yang dlakukan atau produk yang mereka hasilkan. Biasakan mereka untuk berpikir kritis dengan menghadapkan mereka pada suatu masalah dan biarkan mereka memecahkan masalah tersebut.
Biasakan mereka untuk bekerja sama dengan teman-teman mereka dan latih kemampuan mereka dalam berkomunikasi lewat presentasi, menyampaikan pendapat secara jujur dan berani, bertanya atau menyanggah pendapat dengan santun.
Mas Menteri Nadim Makarim menambahkan satu hal lagi yang kecerdasan yang harus dimiliki yaitu "Compassion" Â mengasah rasa empati peserta didik sehingga mereka memiliki kecerdasan spiritual dan sosial.
Mari hargai dan nilai setiap kecerdasan mereka, bukan melulu dari jumlah soal yang mereka jawab benar .
Menurut menurut Howard Gardner terdapat  8 (delapan) jenis kecerdasan yaitu (1) kecerdasan linguistik (bahasa), (2) kecerdasan logis-matematik, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan visual-spasial (gambar-ruang), (5) kecerdasan kinestetik (gerak tubuh), (6) kecerdasan intrapersonal (memahami dan mengelola diri sendiri), (7) kecerdasan interpersonal (memahami dan membina hubungan baik dengan orang lain), dan (8) kecerdasan naturalis (alam, hewan, tumbuhan).
Teman-teman guru, kini kita diberi kebebasan untuk menilai, mari kita berlajar menilai proses bukan hasil. Mari kita menilai dan menghargai seluruh kecerdasan yang dimiliki peserta didik kita, Mari kita kembali pada Filosofi Pendidikan Indonesia "Mencerdaskan Kehidupan bangsa".
Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H