Mohon tunggu...
Ershad Junus Amin
Ershad Junus Amin Mohon Tunggu... -

Nama: Ershad Junus Amin TTL: Wonosobo, 19 April 1988 Status: Mahasiswa S1 Nanyang Technological University Jurusan/Spesialisasi: Electrical and Electronic Enginnering specialized in Communication Engineering

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soeharto dalam kenangan

20 Maret 2010   23:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“…. Dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan pandangan Dewan Perwakilan Rakyat, dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti, dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998..”

Seketika itu teriakan kemenangan terjadi hampir di seluruh penjuru tanah air. Seakan-akan itu menjadi puncak dari perjuangan rakyat dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi mereka. Soeharto yang saat itu dianggap sebagai simbol kediktatoran, simbol korupsi, kolusi dan nepotisme, dan juga simbol kesengsaraan rakyat Indonesia selama berpuluh-puluh taun, menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia

Hari itu adalah hari yang sangat spesial buat seluruh rakyat Indonesia, jarang terjadi kondisi dimana semua rakyat Indonesia bersatu. Seluruh rakyat bersatu melawan Soeharto. Hampir semua golongan masyarakat membenci Soeharto saat itu. Alasan-alasan yang berkembang saat itu antara lain:

Kelompok Islam: Pengadilan terhadap aktivis-aktivis islam terjadi di berbagai tempat di pulau Jawa. Penculikan dan pembunuhan terhadap para aktivis islam terjadi hampir di semua tempat. Pengajian diawasi dengan ketat dan banyak tokoh islam yang masuk penjara dengan dalih separatisme

Kelompok Keturunan: Sekolah-sekolah Cina di Indonesia ditutup, pelarangan penggunaan karakter-karakter huruf Cina terjadi di setiap barang/media cetak di Indonesia

Kelompok Nasrani: Kerusuhan anti Kristen di Tasikmalaya, pembakaran gereja di Situbondo, dan kerusuhan kerusuhan lainnya di berbagai daerah

Media Massa: Tempo, Editor, Kompas dan Detik pernah dibredel karena memberitakan kejahatan-kejahatan masa Soeharto, termasuk kerusuhan dan penculikan yang terjadi dimana-dimana

Mahasiswa: Suara mahasiswa dibungkam, demo dilarang

Polisi & Militer: Saat kerusuhan Mei 98, polisi dan militer justru bersikap pasif dan membiarkan kerusuhan terjadi. Bahkan ada isu yang menyebutkan karena keinginan untuk kudeta terhadap Soeharto saat itu, para tokoh militer membiarkan hal itu terjadi dengan dalih agar tidak melanggar HAM. Padahal menjadi harga mati bagi aparat keamanan di negara manapun untuk menjaga agar kerusuhan tidak terjadi, apapun motif dan alasan dibalik kerusuhan tersebut

Pihak Asing: pernyataan-pernyataan dari lembaga-lembaga internasional, seperti IMF, Bank Dunia, Majalah Times, dll yang selalu mengungkit-ungkit hasil korupsi Soeharto dan juga pelanggaran HAM yang dilakukan semasa hidupnya, jelas menunjukan ketidaksukaan Asing dan juga Barat terhadap Soeharto. Perilaku Soeharto yang melawan Amerika dan sekutunya dalam 1 dekade terakhir konon menjadi sebab utama kenapa mereka tidak menyukai Soeharto

Lantas kemudian yang menjadi sebuah pertanyaan besar, siapakah golongan yang mendukung Soeharto saat itu? TIDAK ADA. Semuanya bersatu melawan soeharto, mulai dari aktifis islam, kelompok keturunan, kelompok Kristen, polisi, militer, media massa, mahasiswa, dan yang paling utama adalah dunia internasional yang dimotori oleh Amerika dan Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun