Mohon tunggu...
Ersandi Paputungan
Ersandi Paputungan Mohon Tunggu... Nelayan - Mr. Er

Nama - Ersandi Paputungan -Belum kaya masih miskin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Depan Keberagaman Indonesia

11 Februari 2020   10:50 Diperbarui: 11 Februari 2020   10:49 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

INDONESIA, nyatanya adalah sebuah masyarakat yang multikultur. Ada begitu banyak ragam cara hidup tersebar di Indonesia. Beragam cara hidup itu melingkupi beragam cara beragama, pilihan ideologi, selera, orientasi seksual, ras, suku, etnis, dan sebagainya. 

Bagaimana Kita seharusnya menyikapi setiap kekhasan berbagai macam perbedaan yang ada pada Indonesia terlepas dari latar belakang ras, etnis, kelas, gender, agama, bahasa, maupun identitas lain. Karena dari dulu Indonesia adalah sebuah indentitas yang tidak berdiri sendiri.

Tentunya bahwa semua atribut yang melekat pada Indonesia adalah sebuah keberagaman, yang menurut semua agama dalam kitab sucinya, menyebutkan bahwa keberagaman merupakan sebuah 'Rahmat', yang artinya adalah sebuah belas kasih.

Begitu juga dalam berbagai macam tradisi dan adat istiadat yang ada di Indonesia, banyak melahirkan nilai-nilai serta norma-norma yang berkaitan dengan kasih sayang yang nantinya akan bermuara pada kelangsungan hidup yang damai dan tidak chaos. 

Namun ketidaksadaran serta sempitnya cara berpikir dalam melihat realitas keberagaman Indonesia, membuat kita tidak mampu memaknainya. Sehingga banyak masyarakat kita yang hidup berdampingan selalu disertai sikap yang tegang dan kaku.

Kalau kita menengok ke belakang, Indonesia ini bahwa, sejarah telah menggambarkan serta telah membuktikan betapa kita tidak hidup dan berkembang sendiri sebagai suatu Bangsa, kita juga tidak hidup sendiri hanya sebagai suatu identitas saja, melainkan terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnis, dan budaya yang ada. 

Betapa kita begitu terhubung di setiap generasi dari dulu hingga sekarang, hubungan itu terjalin bukan atas dasar kesamaan ras, etnis, kelas, gender, agama, bahasa dan sebagainya. Tetapi atas dasar persaudaraan sebagai manusia yang sama-sama hidup dan berkembang di bumi Nusantara ini, dan ini melahirkan sikap yang profesional serta mampu menghargai orang-orang dengan bentuk-bentuk cara hidup yang berbeda. 

Inilah sikap keberagaman itu, sikap yang harus kita jaga dan rawat bersama, bukan malah merusaknya atas nama golongan dan atau pun atas nama kelompok tertentu.

Melihat realita akhir-akhir ini, kerap kali kita menjumpai fenomena yang tidak menggambarkan bahwa kita ini adalah orang Indonesia yang seharusnya berbudaya, berbudi luhur dan memiliki nilai-nilai moral, tapi malah sebaliknya. 

Kekhasan yang kita miliki sejak dulu untuk bagaimana menjaga keberagaman yang ada, serta menghargai perbedaan kita malah berubah dengan wajah yang bengis dan penuh dengan kebencian atas nama golongan, dan juga kelompok.

Fenomena ini banyak terjadi di berbagai tempat di Indonesia, seperti gerakan-gerakan Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme yang kemudian ini bisa merusak kebhinekaan kita. Cara-cara yang sesat ini sangatlah tidak menggambarkan perilaku sebagai orang indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun