Mohon tunggu...
Ersalrif Ersalrif
Ersalrif Ersalrif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya seorang single mom, bekerja serabutan. Hobi saya membaca, menulis, melukis dan daur ulang barang bekas. Saya seorang yang introvert, tapi berusaha belajar untuk dua buah hati saya. Menulis adalah sarana healing untuk hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pantang Menyerah Jarak Sekolah Jauh dari Rumah

31 Juli 2023   06:51 Diperbarui: 31 Juli 2023   07:03 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya Ma, bismillah!" sahut Ica yakin.

Merekapun melihat-lihat lokasi sekolah yang masih sepi, karena belum ada aktifitas belajar mengajar.

Mereka menunggu sekitar dua jam, sebelum dipersilahkan masuk ke ruang panitya penerimaan calon siswa baru angkatan 2023-2024.

"Bismillah...!" ujar mereka bertiga sebelum keluar gerbang sekolah dan menunggu angkutan Jaklinko di depan sekolah.

"Mama tenang aja, ya! Doain Ica agar bisa sekolah di sini dengan baik. InsyaAllah Ica tetap semangat belajar di sini hingga lulus." kata Ica menguatkan hati mamanya.

"Bismillah ya, Neng!" sahut Mama Ica sembari menggenggam tangan Ica dengan erat.

Mama Ica melambungkan doa setiap saat untuk keselamatan putrinya. Sering dia menangis, atas ketidak berdayaannya. Dia hanya mengantarkan Ica selama semingguan ke sekolah. Setelah itu dia melepas putrinya pergi ke sekolah sendirian.

Hatinya sering menangis menatap sosok putrinya pergi menghilang, berangkat sekolah 10 menit setelah bubaran orang sholat subuh dari mesjid depan rumahnya.

"Semoga kamu menjadi orang sukses, sehat trus dan selamat selama perjuanganmu bersekolah tiga tahun nanti, aamin!" doa Mama Ica setiap kali melepas Ica pergi.

"Bismillah ya, Ma! Ica masih harus bersyukur looh, Ma! Di Jakarta masih terhitung mudah menuju ke sekolah. Di pelosok masih banyak anak-anak berangkat sekolah harus melewati rute yang sulit!" kata Ica pada suatu ketika, sambil memperlihatkan video anak berbaju merah putih, tengah melewati jembatan yang rapuh.

"Ya Nak..., alhamdulillah!" sahut Mama Ica tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun