SEPATU ANISA
Karya. Ersalrif
Nardi melihat ke arah Anisa yang sedang tertunduk malu. Wajah putih Anisa memerah karena aksi Jaya yang menjahilinya.
"Tolong, kembalikan sepatuku, Jaya!" pinta Anisa memelas.
Seluruh murid di ruang TK Kasih Ibu itupun kembali riuh, menertawai tingkah Jaya yang meledek permintaan Anisa barusan.
Dia menunjuk ke arah jempol kaki Anisa yang menyembul di kaos kaki bolongnya.
Anisa sudah mulai menitikkan airmata. Wajahnya kian menunduk tak berani melihat wajah teman-temannya yang riuh menertawainya.
"Berhenti! Kenapa kalian malah bersemangat menyakiti hati Anisa, sih?" seru Nardi sudah tak bisa menahan diri.
Mata Nardi menatap tajam Jaya yang terperangah melihatnya maju membela Anisa.
"Ini lucu, tauu!" seru Jaya berjingkrak-jingkrak.
"Lucu dari mana, Jaya? Kamu meledek Anisa dan menyembunyikan sepatunya, lalu menertawai kaos kakinya yang bolong? Nggak lucu, tau!" sergah Nardi berkacak pinggang.