Beberapa hari ini terjadi fenomena kantong mengantri di depan beberapa Kelurahan di Jakarta, tepatnya di depan gerai Statiom Pasar Jaya. Hal ini imbas dari pemberitahuan jika, pangan murah yang bisa didapatkan, oleh para pemegang KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan juga kartu sosial lainnya, pendistribusian terakhir tanggal 05 Desember 2022.
Cuaca yang sangat panas sekali, tak menghalangi, sebagian besar para ibu-ibu untuk mengantri.
Jam operasional Pasar Jaya  jam 09.00, namun para ibu ini sudah meletakkan kantong sejak jam 06.00. Mereka sangat antusias untuk menebus pangan murah iru, untuk memenuhi asupan gizi anak mereka.
"Pangan murah di pasar jaya ini sangat membantu kami dari kalangan bawah. Dengan harga seratus dua puluhan, anak-anak kami bisa meminum susu, makan daging, ikan dan telur. Sedangkan kalo beli di luar, mana dapet segitu?" Tukas Bu Rina, seorang single parent yang ikut mengantei sejak jam 08.00.
Setelah KJP cair tanggal 02 Desember 2022 sore. Semakin banyak antrian yang mengular. Hingga petugas pasar jaya sangat kewalahan.
"Kabarnya terakhir tanggal 05 Desember, Bu..., jadi paksain diri untuk ikut mengantri. Apalagi RPTRA yang biasa membantu, semua dicancel, alhasil disinilah kitaa...," seloroh seorang ibu yang tengah duduk di emperan taman, dekat Station Pasar Jaya, "panas banget, jadi kami beryeduh, biarin deh si kantong yang mengantri!" Ujarnya sambik tersenyum.
Yah, pangan murah saat ini memang sangat dibutuhkan oleh kalangan menengah ke bawah. Apalagi harga pangan yang terus meroket. Untuk keluarga mwnengah ke bawah, daging adalah kpmoditi yang sangat mewah. Berkat pangan murah ini, banyak kalangan bawah yang bisa menikmati sekilo daging dengan harga Rp. 35.000,-.
Setiap bulan anak-anak dari kalangan bawah ini menunggu bisa menikmatinya.
Setelah berjam-jam di bawah terik panas matahari. Wajah lesu mulai tampak, karwna pwmberitahuan stok yang tersedia, oleh petugas. Beberapa ibu dengan lesu mulai mengambil kantongnya dan pulang dengan gontai.
"Ma, kok pulang?" Tanya bocah laki-laki berusia empat tahun.
"Stoknya habis, tinggal 50 lagi, Nak!" Sahut sang ibu lesu.
"Ooh, berarti Ade nggak bisa minum susu doong!" Celetuknya dengan lesu.
"Besok kita antri lagi, ya?" Seru sang ibu mencoba menyemangati putranya, "setelah antar kakak sekolah, kita langsung ke sini, oke?" Ujar sang ibu semringah.
"Oke!" Sahut bocah itu kembali bersemangat.
Langkah mereka sempat terhenti, karwba beberapa orang mencari info saat itu.
Banyak cerita di antara antrian itu. Mereka saling berbagi cerita, saling support, dan bercanda untuk mengisi waktu.
"Jadi inget waktu muda dulu!" Celetuk seorang ibu lansia, "saya pernah ikut antrian minyak, beras, haha... Seperti ini!" Katanya disambut senyum ibu lainnya.
Di sini kreatifitas para ibu sangat luar biasa. Mereka berinisiatif sendiri dengan keadaan yang ada. Â
Sungguh ajaib sekali, bukan? Melihar deretan deretan kantong berwarna-warni, berjajar dengan rapi.Â
Jakarta, 03 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H