Mohon tunggu...
Ersalrif Ersalrif
Ersalrif Ersalrif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya seorang single mom, bekerja serabutan. Hobi saya membaca, menulis, melukis dan daur ulang barang bekas. Saya seorang yang introvert, tapi berusaha belajar untuk dua buah hati saya. Menulis adalah sarana healing untuk hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita di Hari Anak Nasional, 23 Juli 2022, Setu Babakan

24 Juli 2022   16:07 Diperbarui: 24 Juli 2022   16:22 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seorang Ibu Yang "Dikerjai" balik oleh Anak Balitanya.

Pada peringatan hari anak nasional, yang jatuh pada tanggal 23 Juli. Sabtu kemarin di Setu Babakan, Perkampungan Betawi di daerah Jakarta Selatan, diadakan bazaar dan berbagai acara lomba yang digelar. Ada lomba mewarnai, lomba pantun dan juga pemilihan Abang None cilik.

Terselip cerita seorang ibu yang awalnya hendak mengerjai balitanya, malah dikerjai balik oleh sang anak.

Di antara keramaian acara, ada seorang ibu dengan dua anaknya. Tampak anak sulungnya mengenakan baju encim, yaitu baju adat Betawi, artinya dia salah seorang peserta lomba.

Saat itu sudah jam 11.45 WIB, matahari sedang terik sekali. Sang ibu mengajak kedua anaknya untuk mencari makan untuk sekedar pengganjal perut, karena sudah tiba waktunya makan siang.

Putra bungsunya merengek untuk membeli camilan berupa snack, yang langsung disetujui oleh sang kakak.

Sang ibu akhirnya, menghampiri salah satu boot yang menjual paketan hemat snack yang diinginkan sang anak. Setelah itu, tampak mereka bertiga kembali berjalan, mencari lokasi untuk memakan camilan itu, sambil menunggu pengumuman lomba.

Saking senangnya dibelikan camilan kesukaannya itu, sang putra begitu antusiasnya, malah kembali ke tempat awal. Tanpa menghiraukan panggilan sang ibu, bocah itu berlari kecil menuju kursi-kursi yang sudah tak beraturan di bawah tenda.

Sang kakak tampak kesal sekali melihat sang adik yang berlari lebih dulu, dan mengacuhkan panggilannya dan sang ibu.

Tiba-tiba tercetus ide, untuk membiarkan saja. Lalu berniat membuat bocah berusia empat tahun itu kebingungan, dengan menggeser arah jalan mereka ke bagian sebelah kiri, bersembunyi di antara keramaian orang.

Mata keduanya terus memperhatikan bocah empat tahun itu, tanpa berkedip. Sedangkan sang bocah tetap asyik berjalan trus tanpa memperhatikan sang ibu dan kakaknya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun